SOLOPOS.COM - PELUNCURAN BUKU SASTRAWAN Pengarang buku yang tergabung dalam tim 8 yaitu Jamal D Rahman (tengah), Berthold Damshauser (kanan) dan Agus R Sarjono, menunjukkan buku berjudul 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh saat peluncurannya di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (3/1). Buku setebal 777 halaman tersebut berisi tentang sastrawan berpengaruh di Indonesia sejak tahun 1990 hingga kini. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

Solopos.com, JAKARTA – Menkopolhukam Mahfud Md. menilai cendekiawan muslim dan kritikus sastra asal Gorontalo Hans Bague Jassin pantas menyandang gelar pahlawan nasional.

“Karya-karya H.B. Jassin memiliki sumbangan besar terhadap kekayaan khasanah Bahasa Indonesia dan pembentukan peradaban Indonesia,” kata Mahfud saat memberi sambutan pada acara seminar di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Rabu (23/2/2022).

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Mahfud yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, meyakini riwayat hidup, catatan, dan reputasi H.B. Jassin cukup jadi alasan ia pantas menyandang gelar itu.

Baca Juga: Pemprov DKI jamin PDS HB Jassin tetap akan eksis

Walaupun demikian, ada prosedur yang harus ditempuh sebelum seseorang ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Tahapan yang harus dilewati itu, salah satunya adalah penyelenggaraan seminar membahas tokoh yang hendak dicalonkan sebagai pahlawan nasional.

Tidak hanya itu, tokoh itu harus juga diusulkan oleh pihak lain.

“Selanjutnya, Kementerian Sosial akan mengolah siapa yang layak baru (nama yang diusulkan) masuk ke Dewan Gelar,” terang Mahfud sebagaimana dikutip Solopos.com dari Antara.

Dalam seminar bertajuk H.B. Jassin Pahlawan Peradaban Indonesia, Mahfud menyebut tokoh sastra itu berperan membangun sastra Indonesia terutama pada masa perjuangan kemerdekaan.

Baca Juga: Inilah 33 Sastrawan Pilihan Tim 8 PDS HB Jassin

Itu terlihat dari karyanya menerjemahkan Max Havelaar karangan Eduard Douwes Dekker, yang nama penanya Multatuli.

H.B. Jassin menerjemahkan karya sastra itu ke dalam Bahasa Indonesia.

“Karya itu menjadi salah satu sumber yang membangkitkan perlawanan terhadap ketidakadilan dan ketimpangan pada masa penjajahan Belanda,” terang Menkopolhukam.

Ia juga meyakini karya-karya H.B. Jassin telah membentuk substansi pendidikan bahasa dan sastra di Indonesia.

Baca Juga: Pemprov DKI jamin PDS HB Jassin tetap akan eksis

Mahfud menyampaikan pendidikan bahasa bukan sekadar mengajarkan berbahasa dengan baik dan benar melainkan juga berbahasa yang indah dan sesuai dengan rasa keIndonesiaan.

Tidak hanya bidang sastra, H.B. Jassin juga turut aktif menjadi editor beberapa penerbit buku dan majalah sastra Indonesia.

Menurut Mahfud, H.B. Jassin telah mengembangkan kritik sastra yang bersifat edukatif dan apresiatif. Ia menambahkan kritik-kritik sastra yang disampaikan oleh H.B. Jassin mengedepankan kepekaan dan perasaan daripada teori ilmiah sastra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya