Malang (Solopos.com)–Setelah lama menghilang, Mahatir Rizki ,19,, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diduga menjadi korban pencucian otak kelompok NII akhirnya pulang ke tempat tinggalnya di Bima, Nusa Tenggara Barat, Selasa (26/4/2011) pagi.
Kepulangan Rizki melengkapi dua mahasiswa UMM yang sebelumnya tak diketahui keberadaannya.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Sebelumnya Agung Arief Perdana Putra ,18, mahasiswa satu jurusan dengan Rizki asal Perum Patria Blok BF09, Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik juga sudah pulang dan berkumpul dengan keluarga pada Sabtu (23/4/2011).
“Mahatir sudah pulang, subuh tadi,” ungkap paman Mahatir, Ismed Jayadi melalui telepon selulernya.
Ismed mengaku, kepulangan mahasiswa semester dua jurusan Teknik Informatika itu diketahuinya, setelah keluarga di Bima menghubungi dirinya. “Ibunya yang telepon tadi pagi ke saya,” katanya.
Sedikit Ismed mengungkapkan, Rizki pulang dengan menumpang bus. “Katanya, dia mau istrirahat dulu. Lelah setelah perjalanan jauh,” ujarnya.
Menurutnya, kepulangan Rizki sudah dikabarkan kepada rektorat serta aparat kepolisian. Ismep pun setelah lebih sepekan di Malang memutuskan untuk pulang ke Bima karena Rizki sudah berkumpul dengan keluarga.
Dia berjanji akan memberikan keterangan kembali setelah bertemu dengan Rizki. “Saya akan pulang. Saya belum tahu ke mana saja Rizki selama ini,” ungkapnya. Sebelumnya melalui percakapan telepon, Rizki mengaku kepada orangtuanya tengah bekerja di Semarang dan dalam kondisi sehat.
Sebelumnya diberitakan Rizki dan delapan mahasiswa UMM lainnya menjadi korban pencucian otak yang diduga dilakukan kelompok NII. Polisi kini tengah melakukan penyelidikan kasus yang banyak menguras harta para korbannya itu.
(dtc/tiw)