SOLOPOS.COM - Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menggelar kuliah tamu, baru-baru ini. Kuliah tamu yang digelar secara daring melalui zoom meeting ini mengusung tema Etnomatematika. (Istimewa/UKSW)

Solopos.com, SALATIGA – Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menggelar kuliah tamu, baru-baru ini. Kuliah tamu yang digelar secara daring melalui zoom meeting ini mengusung tema Etnomatematika.

Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari tujuh puluh peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika UKSW serta mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saat diwawancarai secara daring, Selasa (19/09/2023), Danang Setyadi, M.Pd., Ketua Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Matematika UKSW, menyatakan bahwa kuliah tamu ini merupakan bentuk nyata kerja sama antara Prodi Pendidikan Matematika UKSW dengan Prodi Pendidikan Matematika UNWIRA.

“Kerja sama ini sudah berlangsung sejak 2022. Pada tahap pertama, terjadi pertukaran narasumber dalam kegiatan kuliah tamu,” terang Danang Setyadi.

Dalam kesempatan tersebut, Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng, S.Pd., M.Pd., Kaprodi Pendidikan Matematika UNWIRA dihadirkan sebagai pembicara tunggal yang mengupas tuntas suatu konsep matematika bisa hadir dan dinyatakan dengan adanya etnomatematika.

Konsep Etnomatematika

“Etnomatematika bukanlah suatu konsep matematika yang baru lahir pada masa ini, tetapi sudah ada sejak 1930 dan semakin diperkenalkan lagi pada 1970. Di Indonesia sendiri, istilah etnomatematika sudah sangat dikenal pada tahun 2000-an,” jelas Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng yang juga merupakan dosen Prodi Pendidikan Matematika UNWIRA.

Lebih lanjut disampaikannya, etnomatematika merupakan matematika yang tumbuh dan berkembang dalam suatu budaya tertentu. Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng juga menjelaskan kadang masyarakat tidak sadar bahwa mereka sedang melakukan aktivitas matematis. Dalam paparannya, Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng menegaskan hubungan matematika formal dengan etnomatematika.

Dirinya menyatakan bahwa etnomatematika adalah penghubung antara matematika lokal dengan matematika formal, di mana matematika lokal bisa menjadi dasar untuk mempelajari matematika formal. “Adapun yang menjadi salah satu contohnya yaitu rumah adat Suku Boti di NTT. Terdapat beberapa konsep matematika dari rumah Lapo tersebut antara lain atap dari rumah Lapo yang memiliki bentuk menyerupai kerucut dan dasarnya menyerupai tabung,” imbuhnya.

Ditambahkannya, masih banyak artefak budaya yang dapat digali lebih mendalam lagi sebagai bahan untuk diteliti dalam penelitian yang bertemakan etnomatematika. “Di antaranya adalah pola dalam permainan tradisional seperti engklek, musik, makanan tradisional, kain tenun dan benda-benda budaya lainnya,” pungkasnya.

Rekomendasi
Berita Lainnya