SOLOPOS.COM - Syafii, ayah dari almarhum Ilham Nurfadmi Listya Adi saat sampai di Rumah Duka RS Bethesda, Senin (23/1). (Arif Wahyudi/JIBI/Harian Jogja)

Mahasiswa UII meninggal saat Pendidikan Dasar (Diksar) The Great Camping (TGC) XXXVII yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam

Harianjogja.com, JOGJA – Pendidikan Dasar (Diksar) The Great Camping (TGC) XXXVII yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Islam Indonesia (Mapala Unisi) kembali merenggut nyawa salah satu pesdertanya.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Salah satu peserta, Ilham Nurfadmi Listya Adi, 20,  mahasiswa Jurusan Hukum Internasional, Fakultas Hukum UII akhirnya meninggal di Rumah Sakit Bethesda, Selasa (24/1/2017) dinihari.

Ilham dilarikan ke rumah sakit setelah sempat pingsan di tempat kosnya, Senin (23/1/2017) siang.

Paman korban, Bambang Supringgo, 57,  sempat mendapat curhatan dari remaja yang besar di Lombok itu. Kepada pamannya, Ilham sempat membeberkan perkara kekerasan yang dia alami selama di area Diksar.

Berkali-kali perutnya dipukuli oleh senior di Mapala itu. Pelaku pemukulan, sebagaimana pengakuan korban kepada pamannya berjumlah banyak sampai dia tidak bisa mengenali satu persatu. Organ perut hingga dada yang paling banyak mendapatkan pukulan. Selain pukulan dengan tangan kosong, korban juga mengaku dipecutin dengan batang rotan.

“Perutnya sampai membesar akibat banyaknya pukulan di perut hingga darahnya membeku,” paparnya, di RS Bethesda Jogja, Selasa (24/1/2017) pagi.

Selain luka pukulan, Bambang juga melihat adanya luka bakar. Anak bungsu dari empat bersaudara itu juga mengaku mendapat pukulan ddi bagian kepala.

“Pokoknya sangat mengenaskan kondisinya. Kepala bagian belakang juga sakit,” imbuh dia.

Pihak keluarga menyatakan tidak terima dengan kekerasan yang menimpa Ilham saat Diksar itu. Hal yang lebih mencengangkan bagi Bambang adalah tindakan panitia yang seolah-olah membodohi para peserta diksar. Dalam kondisi Ilham yang sangat lemah, Bambang sempat mengorek keterangan seputar pelanggaran dalam acara resmi kampus itu.

“Saya tanya, apakah tindakan seperti ini juga hanya didiamkan saja,” paparnya sebagaimana pertanyaan yang ditujukan untuk keponakannya itu.

Jawaban Ilham pun cukup membuat Bambang tercengang. Pasalnya, Ilham dan peserta lainnya disuruh menandatangani perjanjian di atas materai. Dalam perjanjian itu, jelas dia, berintikan jika ada risiko apa-apa panitia tidak menanggung sepenuhnya.

“Kepada saya dia mengungkapkan, katanya cuma dibantu biaya pemakaman kalau sampai meninggal,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya