SOLOPOS.COM - Rektor UII Harsoyo yang baru saja mundur dari jabatan sebagai pemimpin di kampus, dipeluk oleh mahasiswanya, Minggu (29/1/2017) sore. (Arief Wahyudi/JIBI/Harian Jogja)

Mahasiswa UII meninggal usai mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) The Great Camping (TGC) XXXVII yang digelar Mapala

Harianjogja.com, SLEMAN – Keputusan pengunduran diri Harsoyo sebagai rektor Universitas Islam Indonesia (UII) ternyata tidak terlepas dari kekhawatiran dirinya terhadap nasib kampus itu.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Harsoyo yang akan secara resmi meletakkan jabatan di hadapan Sidang Senat UII, Senin (30/1/2017) ini, menyampaikan keputusannya mundur adalah cara terbaik agar UII tidak hancur.

Sebelum secara resmi melepas jabatannya, rektor bertubuh jangkung itu mendengar ada indikasi tim independen dan Komnas HAM masuk ke UII untuk menyelidiki kasus kematian tiga mahasiswanya usai mengikuti Diksar Mapala.

“Apa jadinya jika tim independen akan masuk ke kampus UII. Saya khawatir hal itu akan membuat kita semakin hancur,” ujar Harsoyo.

Dia tidak menginginkan pengungkapan kasus itu dilakukan di luar institusi kepolisian dan Tim Investigasi internal UII sendiri.

Maka dari itu, Harsoyo meminta Wakil Rektor I dan Wakil Rektor II tidak ikut-ikutan mundur agar kampus swasta tertua di Indonesia itu bisa tetap solid menjaga eksistensinya.

“Dan jangan sampai di UII ini terjadi kevakuman. Maka Pak Warek I dan II saya mohon dengan hormat jangan ikut-ikutan mundur,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya