SOLOPOS.COM - Gedung Pusat UGM Yogyakarta (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Mahasiswa berprestasi (Mapres) 2015 kembali digelar. Dari 33 peserta, ada 10 peserta lolos Super Camp 1.

Harianjogja.com, JOGJA-Sepuluh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) lolos tahap Super Camp 1 dalam ajang pemilihan mahasiswa berprestasi (mapres) 2015. Setelah berhasil menyisihkan 33 peserta lainnya, kesepuluh mahasiswa ini akan memasuki tahap Super Camp 2 pada pertengahan Maret mendatang.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Kesepuluh mahasiswa adalah Dian Yuwanita Wulandari dari Fakultas Kehutanan, Karima Afandi dari Farmasi, Nabil Satria, Nabila Afif, dan Ricky Sudiarto yang mana ketiganya dari Fakultas Teknik, Muhammad Rizki dari Fakultas Hukum, Nurul Aisya dari Psikologi, dan Sabrina Woro dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sisanya, Dianty Widyowati Ningrum dan Indriani Pratiwi berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL).

Super Camp 1 dilaksanakan selama dua hari, 21-22 Februari2015. Pada hari pertama, kata ketua Komunitas Mahasiswa Berprestasi (Kommapres) UGM, Muhsin Al Anas, 43 peserta yang berasal dari seluruh fakultas serta perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) saling beradu kemampuan Bahasa Inggris di hadapan juri.
Mereka memilih topik tentang isu dunia dan menanggapinya menggunakan Bahasa Inggris.

Pada hari kedua, seluruh peserta kembali menampilkan diri dengan mempresentasikan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Tema besar KTI adalah Indonesia mandiri.

“Maksudnya bisa dilihat dari semua bidang seperti ketahanan pangan, SDM [Sumber Daya Manusia], energi, dan MEA [Masyarakat Ekonomi ASEAN]. Dari permasalahan itu mereka buat gagasan dan bikin problem solving,” jelas Muhsin di sela-sela seleksi Mapres di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB).

Sementara itu, salah satu dari sepuluh calon Mapres, Nurul Aisya, mengangkat judul KTI Mempromosikan Tingkat Pendidikan yang Lebih Tinggi di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa wajib belajar 12 tahun yang dicanangkan pemerintah masih dirasa tidak cukup dalam rangka meningkatkan kualitas SDM Indonesia menghadapi
MEA.

“Tidak cukup sampai SMA/SMK saja tetapi paling tidak sarjana atau diploma,” kata Nurul saat dihubungi Harianjogja.com.

Untuk mempersiapkan Super Camp 2, pihaknya masih akan memperbaiki KTI sesuai saran para juri. Selain itu, ia juga akan meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mengingat akan ada debat pada tahap selanjutnya.

Sepuluh calon Mapres yang masuk Super Camp 2 akan disaring hingga dihasilkan tiga besar. Mapres peringkat satu akan membawa nama UGM dalam Mapres tingkat nasional yang diselenggarakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya