SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta — Mabes Polri belum bisa memastikan penyebab kematian Kepala Biro Kompas Kalimantan M Syaifullah di rumahnya. Polri meminta semua pihak untuk menunggu hasil otopsi.

“Kita tunggu hasil otopsi. Kita jangan dulu menduga-duga,” kata Kabidpenum Mabes Polri Kombes Pol Marwoto Soeto kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Senin (26/7).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Marwoto menjelaskan, kini jasad Syaifullah masih dalam proses otopsi. Polisi juga masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. “Meninggal itu bisa apa saja kemungkinannya. Kita tunggu saja,” jelasnya.

Menurut Marwoto, semua spekulasi terkait kematian Syaifullah bisa saja benar. Namun, polisi belum bisa membuat kesimpulan sejauh ini.

“Orang ini kan belum tentu dipukul terus mati. Bisa saja sebelum dipukul dia sakit dulu. Sama dengan kecelakaan lalu lintas, belum tentu mati karena ditabrak,” kata Marwoto.

Jenazah Syaifullah ditemukan tergeletak di ruang tamu rumah dinasnya, Kompleks Perumahan Balikpapan Baru, Blok S2 No 07, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) sekitar pukul 09.00 Wita. Sebelumnya, istri almarhum kesulitan menghubungi korban.

Akhirnya dia meminta bantuan sahabat almarhum di Balikpapan untuk mengecek ke rumah dinas. Diduga Syaifullah yang berusia 43 tahun itu meninggal tak wajar.

dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya