SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hadir dalam persidangan dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Pool/Aditia Noviansyah).

Lurah Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, mengaku tidak tahu soal dugaan penodaan agama saat Gubernur Ahok berpidato.

Solopos.com, JAKARTA — Lurah Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Yuli Hardi menyatakan tidak mengetahui telah terjadi penodaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat berpidato di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016 lalu.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

“Jujur saat Pak Basuki pidato saya tidak tahu [telah terjadi penodaan agama] baru tahu saat-saat ini dari televisi dan Youtube,” kata Yuli Hardi menjawab pertanyaan Jaksa Penuntut (JPU) dalam lanjutan sidang Ahok di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, dikutip Solopos.com dari Antara.

Ia pun menceritakan bahwa dirinya juga menjemput Ahok saat datang ke Kepulauan Seribu tersebut. “Saya hadir jemput Pak Ahok di dermaga. Tidak ada reaksi keberatan saat itu dari warga,” kata Yuli Hardi.

Namun, setelah berita kasus penodaaan agama itu, ia menyatakan ada beragam pendapat dari warga. “Macam-macam ada yang pro, ada yang kontra, dan ada juga yang cuek,” ucap Yuli Hardi.

Ia pun menyatakan petugas Bareskrim Polri datang langsung ke Kepulauan Seribu untuk memeriksa dirinya. “Bareskrim langsung datang ke Pulau, saya lapor ke atasan dulu. Tidak ada arahan dalam pemeriksaan,” kata Yuli Hardi.

Yuli menceritakan situasi saat Ahok berpidato di depan warga saat itu. “Sekitar 100 orang yang hadir di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), tidak pakai tenda dan panggung, Pak Ahok pidato berdiri, beranjak dari kursi lalu pidato,” kata Yuli Hardi menjawab pertanyaan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara.

Dalam pidato itu, kata dia, Ahok menjelaskan tentang program budidaya Ikan Kerapu. “Seingat saya, Pak Ahok juga akan usulkan ke Presiden soal raskin akan pakai kartu sehingga warga bisa beli beras sesuai selera masyarakat setelah itu ada program panen raya juga,” kata Yuli Hardi.

Soal penodaan agama yang dilakukan Ahok, ia menyatakan baru mendengar soal berita tersebut melalui televisi dan juga akun Youtube. “Menurut berita pada saat sambutan pidato [terjadi penodaan agama] yang sebut Al-Maidah ayat 51. Secara detail tidak ingat karena saya kurang fokus ke pidato Pak Ahok karena saya fokusnya ke lingkungan sekitar karena saya sebagai lurah,” tuturnya.

Selain Yuli Hardi, JPU juga direncanakan menghadirkan Nurkholis, petugas Humas Pemprov DKI Jakarta yang merekam pidato Ahok di Kepulauan Seribu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya