SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Lulusan jurusan pariwisata harus tersertifikasi. Hal ini karena Indonesia telah membuat kesepakatan dengan negara-negara ASEAN lainnya bahwa mulai 2015, semua tenaga kerja yang sudah bersertifikat pariwisata, akan bebas bergerak di negara-negara ASEAN.

Hal itu disampaikan Direktur Promosi Luar Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Prof Dr Ir Gede Pitana, saat memberikan orasi ilmiah dalam kegiatan Sidang Senat Terbuka  Wisuda XI Sarjana Strata 1 dan Diploma Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta di Hotel Sahid Jaya Solo, Rabu (13/10).

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Pitana mengatakan saat ini tenaga bidang pariwisata yang tersertifikasi baru sedikit. Padahal sertifikasi merupakan kewajiban. Oleh karena itu jika tenaga di bidang pariwisata akan bersaing dengan tenaga pariwisata dari negara lain, harus mau meningkatkan mutunya.

Sementara itu Ketua Pendiri dan Pembina Yayasan Sahid Jaya, Prof Dr H Sukamdani Sahid Gitosardjono, berpesan agar lulusan tidak hanya berpikir untuk mencari kerja. Tapi bagaimana bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, bahkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Menurutnya, idealnya dalam sebuah bangsa minimal ada 2% penduduknya yang menjadi wirausaha. Jika populasi penduduk Indonesia ada 240 juta, artinya minimal ada sekitar 4 juta orang yang menjadi wirausaha. “Tapi sekarang jumlah wirausaha yang ada hanya sekitar 400.000 orang.

Ini karena hampir semua orang ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS), bekerja sebagai TNI/POLRI ataupun menjadi pegawai swasta,” ungkapnya.
Sukamdani berpesan agar dalam hidup ini seseorang mempunyai konsistensi menuju hidup yang lebih baik. Tapi ukurannya bukan banyaknya materi, tapi kesejahteraan dalam rumah tangganya. Oleh karena itu seorang manusia harus bertakwa, berbakti pada orangtua, bangsa dan negara serta pada profesinya.

Ketua Umum Yayasan Sahid Jaya, Dr H Nugroho B Sukamdani MBA BET, menyampaikan walaupun peran kepariwisataan cukup dominan dalam pembangunan ekonomi nasional, namun tidak berarti ada pembenaran untuk mengeksploitasi sumber daya lokal, hanya semata-mata untuk kepentingan dan keberhasilan pembangunan sektor ekonomi. Strategi pembangunan kepariwisataan harus tetap berpegang pada prinsip pembangunan berkelanjutan yang berbasis kerakyatan dan berwawasan lingkungan.

Pada wisuda kali ini, Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta mewisuda 72 orang. Yaitu 25 wisudawan program Diploma 1, 30 wisudawan program Diploma 3, dan 17 wisudawan program Diploma 4.


ewt

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya