SOLOPOS.COM - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Peluncuran Laporan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) Perusahaan-perusahaan China di Indonesia di Jakarta, Jumat (28/10/2022). (ANTARA/Ade Irma Junida)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim ada andil China dalam perekonomian Indonesia yang dinilai masih bisa bertahan dengan baik di tengah gejolak ekonomi global.

Andil China itu berupa kerja sama yang digelar sejak lama, khususnya delapan tahun terakhir di era pemerintahan Jokowi.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

“Dunia sekarang menghadapi tantangan yang hebat, saya ingin sampaikan Indonesia termasuk negara yang bisa mempertahankan ekonominya seperti sekarang ini. Itu sebenarnya tidak lepas dari kerja sama yang begitu hebat antara Tiongkok dengan Indonesia,” katanya dalam Peluncuran Laporan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) Perusahaan-perusahaan China di Indonesia di Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Andil China itu, menurut Luhut, sangat terasa dalam delapan tahun terakhir di mana ada banyak kerja sama yang konstruktif antara China dan Indonesia.

Baca Juga: Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Lampaui Prapandemi

Ia menyebut sejak Presiden Xi Jinping memprakarsai Belt and Road Initiative atau Jalur Sutera dan Jalur Maritim Abad ke-21 pada 2013, hal itu juga turut mendukung visi strategis Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia.

“Dalam beberapa tahun terakhir terus berkembang, bisa dilihat dari pertumbuhan sektor-sektor kritis dan semua itu saling menguntungkan. Saya ulangi, saling menguntungkan. Saya lihat Tiongkok juga memberikan teknologi terbaik dia, dan juga Tiongkok memberikan transfer teknologi, mendirikan politeknik di berbagai industri,” katanya.

Baca Juga: Luhut Bantah Tudingan Dalang Wacana Jokowi 3 Periode

Secara angka, defisit perdagangan antara Indonesia dengan China pun terus menurun dari 17 miliar dolar AS pada 2019 menjadi hanya 2,5 miliar dolar AS pada 2021.

Defisit neraca perdagangan kedua negara, lanjut Luhut, diprediksi sekitar 500 juta dolar AS atau kurang pada tahun ini.

“Jadi kalau orang katakan kita didikte China, sama sekali tidak benar. Apalagi dengan angka-angka ini. Jadi yang ingin saya sampaikan, apapun bentuk kerja sama China di Indonesia itu kita lakukan betul kerja sama yang saling menguntungkan,” katanya.

Semakin Erat

Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk RI, Lu Kang menyebut kerja sama ekonomi antara kedua semakin erat.

Ia optimis perusahaan-perusahaan Tiongkok bisa ikut meningkatkan level industri Indonesia dan mewujudkan visi Indonesia Emas.

Baca Juga: Luhut Sadar Dirinya Populer Tapi Tak Ingin Jadi Presiden

“Investasi Tiongkok sudah mengakar kuat, seperti pohon besar yang menghasilkan buah melimpah. Ini tidak lepas dari perhatian pemerintah dan kepedulian masyarakat Indonesia,” kata Dubes Lu Kang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya