SOLOPOS.COM - Pemimpin Redaksi Harian SOLOPOS, Adhitya Noviardi (kanan, membelakangi lensa) dan Wakil Pemimpin Redaksi Suwarmin (tengah) berbincang dengan para pembina lembaga think tank dan pendidikan kepimpinan Kader Bangsa Fellowship Program yaitu Jenderal TNI Purn Luhut Binsar Panjaitan (kiri), Jenderal TNI Purn Fahrul Rozi (kedua dari kiri) dan Letjen TNI Purn Johny Lumintang (kedua dari kanan) yang berkunjung ke kantor redaksi SOLOPOS, Rabu (4/7/2012). Dalam kesempatan ini mereka juga melakukan diskusi dengan awak redaksi SOLOPOS. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Pemimpin Redaksi Harian SOLOPOS, Adhitya Noviardi (kanan, membelakangi lensa) dan Wakil Pemimpin Redaksi Suwarmin (tengah) berbincang dengan para pembina lembaga think tank dan pendidikan kepimpinan Kader Bangsa Fellowship Program yaitu Jenderal TNI Purn Luhut Binsar Panjaitan (kiri), Jenderal TNI Purn Fahrul Rozi (kedua dari kiri) dan Letjen TNI Purn Johny Lumintang (kedua dari kanan) yang berkunjung ke kantor redaksi SOLOPOS, Rabu (4/7/2012). Dalam kesempatan ini mereka juga melakukan diskusi dengan awak redaksi SOLOPOS. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

SOLO – Indonesia saat ini penuh dengan topeng kepalsuan yang membuat segala potensi besar yang dimiliki menjadi tersia-siakan. Karena itu dibutuhkan para calon pemimpin baru yang mampu bersikap tegas dan paham cara memanfaatkan segala potensi tesebut demi kemajuan bangsa dan negara.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Hal ini ditegaskan Jenderal TNI Purn Luhut Binsar Panjaitan selaku salah satu pembina lembaga think tank dan kaderisasi kepemimpinan Kader Bangsa Fellowship Program saat berkunjung ke kantor redaksi SOLOPOS di Griya Solopos, Rabu (4/7/2012). Kunjungan mantan Menperindag di era Presiden KH Abdurrahman Wahid ini antara lain disertai dua mantan perwira tinggi TNI lainnya yaitu Jenderal TNI Purn Fahrul Rozi dan Letjen TNI Purn Johny Lumintang.

Lebih jauh Luhut menegaskan, seharusnya Indonesia sudah bisa menjadi negara yang besar karena potensi sumber daya alam dan manusia yang sangat besar dan peringkat bisnis internasionalnya yang bagus. “Tapi inilah repotnya. Di Indonesia ini sudah terlalu banyak topeng, korupsinya sudah terlalu banyak sampai Alquran pun dikorupsi,” tukas mantan perwira Kopassus ini. Karena itu menurut dia, sebagai mantan perwira militer dan pejabat pemerintahan dirinya tergerak untuk iktu mempersiapkan kader-kader calon pemimpin masa depan yang bisa memperbaiki kondisi yang buruk saat ini.

“Kami mencoba melakukan rekrutmen kader-kader intelektual yang punya jaringan luas. Target kami adalah menjadi moral force untuk menggerakkan bangsa ini ke arah yang lebih baik,” tegasnya, menjelaskan tujuan lembaga yang dibinanya tersebut.

Luhut menambahkan, kunci kepemimpinan yang efektif adalah tahu apa yang harus dilakukan dan memberikan penegasan mengenai apa yang harus dilakukan. “Misalkan saja untuk mengembangkan plasma perkebunan kelapa sawit, putuskan berapa persen dari luas lahan kelapa sawit yang dialokasikan untuk petani plasma. Nanti bank-bank harus membantu. Tetapkan berapa target waktunya. ‘Saya mau begini, tolong selesaikan dalam dua tahun!’ Begitu seharusnya, ada target pencapaian untuk apa yang si pemimpin mau,” tegas Luhut.

Petikan dialog yang berlangsung saat Jenderal TNI Purn Luhut Binsar Panjaitan beserta rombongan Kader Bangsa Fellowship Program berkunjung ke redaksi SOLOPOS. Dalam video ini terlihat Luhut (kiri) dan Pemimpin Redaksi Harian Umum SOLOPOS Adhitya Noviardi.

Kunjungan Jenderal TNI Purn Luhut Binsar Panjaitan (Kader Bangsa Fellowship Program) ke Redaksi SOLOPOS from esposTV on Vimeo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya