SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Harian Jogja)

Lowongan kerja berupa lowongan perawat membeludak di luar negeri. Namun, perawat Indonesia masih terhambat sertifikasi.

Solopos.com, JAKARTA — Jumlah permintaan negara asing terhadap tenaga kesehatan nasional diklaim membeludak dengan kisaran mencapai 73.000 orang dalam kurun 10 tahun.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menyebutkan permintaan tenaga perawat dan pemberi asuhan (care giver) banyak datang dari sejumlah negara potensial. Negara-negara itu antara lain Jepang, Taiwan, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara Timur Tengah seperti Qatar, Uni Emirat Arab, Quait, dan Arab Saudi.

“Di Indonesia sendiri masih mengalami surplus stok perawat mencapai 34/-38% ke depan. Artinya kalau mengirim perawat ke luar negeri itu tidak masalah,” katanya di Kantor Wakil Presiden, Selasa (26/1/2016).

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menambahkan permintaan negara Jepang terhadap tenaga perawat Indonesia mencapai 500 orang. Sementara itu, di Taiwan membutuhkan hingga 5.600 perawat. Kendati demikian, persoalan utama pengiriman tenaga kerja sektor kesehatan ke luar negeri ialah mereka sulit memenuhi persyaratan terkait sertifikat.

Sementara itu, proses sertifikasi profesi bertaraf internasional belum dapat dilakukan di dalam negeri. “Selama ini yang terjadi adalah mereka mengejar sertifikat di luar negeri. Kalau tidak lulus, mereka tak mau pulang karena sudah keluar uang, lalu bekerja ilegal di tempat yang tidak sesuai,” jelas Nusron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya