SOLOPOS.COM - Warga bersama anggota TNI dan sukarelawan mencari korban tertimbun tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (13/12/2014). Tebing setinggi 100 meter yang longsor, Jumat (12/12/2014) itu, menimbun sedikitnya 40 rumah. Puluhan orang masih belum ditemukan. (JIBI/Solopos/Antara/Anis Efizudin)

Solopos.com, JAKARTA – Bencana tanah longsor dusun Jemblung Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah (Jateng), Jumat (12/12/2014),  hampir mirip dengan kejadian pada 2006.

Di lokasi yang berbeda pada 4 Januari 2006, dusun Gunungraja Desa Sijeruk Kecamatan Banjarmangu juga mengalami longsor. Korban tewas 76 orang, 44 jiwa hilang, 16 luka-luka dan 587 jiwa mengungsi, 104 rumah rusak berat.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Sejumlah bencana longsor lain di Jawa juga mirip. Yakni Karanganyar pada 2007, Ciwidey 2010 dan Cililin 2013. “Longsor di Karanganyar Jateng terjadi pada 26 Desember 2007, 62 orang tewas, 978 rumah rusak, kerugian Rp137 miliar,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin (15/12/2014).

Kemudian longsor di Ciwidey Kabupaten Bandung Jawa Barat 22 Januari 2010 menelan korban 33 orang tewas, 11 orang tertimbun, 2 orang luka, dan 200 jiwa mengungsi.

Longsor di Cililin Bandung 25 Maret 2013 sebanyak 14 orang tewas, 3 hilang, 23 luka dan 185 jiwa mengungsi.

Menurut Sutopo, longsor menjadi bencana mematikan. Sebanyak 40,9 juta jiwa (17,2%) dari penduduk nasional terpapar langsung oleh bahaya longsor sedang sampai tinggi.

“Dari jumlah itu terdapat 4,28 juta jiwa balita, 323.000 jiwa disabilitas, 3,2 juta jiwa lansia,” jelas Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya