SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com)- Entah apa yang terlintas dalam pikiran siswa SMK, RNI, 17, Jumat (14/10/2011) pagi tadi. Siswa kelas 3 salah satu SMK di Jakarta Timur ini nekat meloncat dari jembatan layang (flyover) Pasar Rebo dan jatuh di atas bus Mayasari Bhakti. Akibatnya, korban mengalami patah tulang di kedua tangannya.

Ibunda RNI, Endang, menuturkan dirinya mendapatkan laporan peristiwa yang menimpa anaknya itu sekitar pukul 06.00 WIB, Jumat (14/10/2011) pagi tadi. Endang yang berprofesi sebagai tukang urut di lingkungan rumahnya pun terkejut mendengar kabar yang disampaikan pihak kepolisian itu.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

“Saya kaget, kenapa dia tega loncat dari flyover,” kata Endang kepada wartawan di UGD RSUD Pasar Rebo, Jl TB Simatupang, Jakarta Timur.

Endang mengaku tidak tahu persis mengapa anak bungsu dari empat bersaudara itu nekat hendak menghabisi nyawanya dengan cara melompat dari jembatan dengan tinggi 20 meter itu.

“Saya tidak tahu dia ada masalah dengan siapa,” katanya.

Sebelumnya, Endang bercerita, Kamis kemarin RNI berangkat ke sekolah seperti biasa. Saat hendak berangkat sang kakak menitipkan satu buah handphone untuk dijual.

“Uangnya untuk biaya cicilan motor,” kata Endang.

Namun, RNI tidak pulang ke rumah dan sang ibu mengaku khawatir dan mencari keberadaan sang anak ke teman-temannya. Namun, tidak membuahkan hasil sampai akhirnya keluarga mendapati kabar anaknya sudah berada di RSUD Pasar Rebo.

Pengakuan serupa dituturkan Rudi, 17 sanak saudara korban yang menunggu dan sempat berbincang dengan RNI.

“Dia (RNI) langsung lompat ke bawah. Pas lompat ada bus Mayasari dan jatuh di atas atap bus,” tutur Rudi.

Kepada Rudi, RNI menuturkan dirinya tengah terkena masalah di lingkungan rumahnya. Namun Rudi mengaku tidak mengetahui persis masalah yang seperti yang dituturkan RNI.

“Dia bilangnya ada masalah saja di lingkungannya,” ujar Rudi.

Rudi mengalami patah di kedua tangannya, memar di wajah. Bukan hanya itu dua unit HP dan uang Rp 600 ribu untuk membayar tunggakan sekolah pun raib dari tas RNI.

“Padahal uang itu hasil pinjam sana-sini,” ujar Endang berkaca-kaca. dtc

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya