SOLOPOS.COM - Ratusan penumpang pesawat Lion Air mengamuk di dalam bandara setelah batal berangkat di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Senin (30/9/2013). Sebanyak 189 penumpang terpaksa tertunda keberangkatannya akibat pesawat Lion Air Boeing- 900ER dengan nomor penerbangan JT 775 tujuan Manado - Jakarta rusak AC-nya sehingga mereka terpaksa turun menggunakan pintu darurat pesawat. (JIBI/Solopos/Antara/Jeksyon)

Lion Air delay besar-besaran pekan lalu dan menimbulkan spekulasi terjadinya mogok karyawan maskapai milik Rusdi Kirana itu.

Solopos.com, JAKARTA — Dampak dari Lion Air delay pekan lalu, diakui Dirut Lion Air, Edward Sirait, masih bisa berlanjut tetapi dapat diminimalisir. Dalam konferensi pers, dia juga membantah tuduhan adanya mogok kerja yang dilakukan pegawai dan kesulitan keuangan perusahaan.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

“Tidak benar ada pegawai kami yang melakukan aksi. Kedua jika ada masalah keuangan silakan dicek. Bahwa kewajiban kami kepada pengelola bandara, juga pembayaran bahan bakar kami kepada Pertamina, sampai saat ini berjalan lancar, dan kewajiban kami perawatan dan sewa pesawat,” kata Edward Sirait, di Gedung Lion Air, Senin (24/2/2015).

Ke depannya, Lion Air akan memperkuat operasinya dengan membentuk tim manajemen pengendalian krisis di bandara yang akan menangani masalah genting, termasuk untuk penundaan keberangkatan. Selain itu, manajemen akan dipacu untuk melaksanakan prosedur secara konsisten dengan personil yang bisa melakukan keputusan secara cepat dan baik.

Ketika ditanya mengenai rute yang akan dibekukan oleh Kemenhub, Edward Sirait enggan berkomentar karena perusahaan harus menunggu bukti dan hasil investigasi yang masih berlanjut. “Semoga kejadian minggu lalu menjadi cerminan buat kami untuk melakukan perbaikan ke depan.”

Mengingat cap sebagai maskapai yang sering delay, Edward memaparkan Lion Air akan melakukan perbaikan standard operating procedures (SOP). Lion Air akan menyiapkan dana di setiap bandara di seluruh Indonesia sebagai antisipasi jika terjadi kejadian yang tidak biasa.

“Sebetulnya berbicara dunia penerbangan on time performance [OTP] belum ada yang 100%,” ujarnya. Namun, Lion Air akan terus mengejar OTP agar dapat mencapai 87%, sesuai dengan rata-rata nasional.

Edward Sirait mengakui OTP maskapai milik pengusaha Rusdi Kirana sekarang ini masih di bawah 80% sehingga satu langkah pasti Lion Air adalah reset up kembali operasional pesawat. “Jadi kalau ditanya sampai kapan untuk 100%. Tidak akan pernah, tapi kami berusaha secepatnya untuk 87% karena ada 15% yang diluar kendali kami.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya