SOLOPOS.COM - Calon penumpang Lion Air telantar di Bandara Soetta, Jumat (20/2/2015). (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Lion Air delay sempat membuat maskapai ini jadi sorotan berkali-kali. Kini, Lion Air mengantongi sertifikat delay management.

Solopos.com, JAKARTA — Para penumpang pesawat Lion Air seharusnya tak lagi khawatir menghadapi delay atau keterlambatan jadwal. Maskapai Lion Air resmi mengantongi sertifikat ISO 9001:2015 untuk manajemen keterlambatan penerbangan atau delay, setelah menjalani audit oleh lembaga sertifikasi terakreditasi, PT SQS Indonesia.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, mengatakan sertifikasi tersebut merupakan upaya Lion Air untuk memperbaiki dan menjamin kualitas pelayanan terhadap penumpang, khususnya pelayanan saat terjadinya keterlambatan penerbangan.

“Dengan mendapatkan ini [sertifikat ISO], tentu kami yakin dan berharap dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dalam menanggulangi keterlambatan jika terjadi,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (6/1/2016).

Edward Sirait menjelaskan sertifikat ISO 9001:2015 merupakan sebuah aturan standar internasional mengenai penanganan keterlambatan penerbangan atau delay. Adapun, aturan tersebut juga mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 89/2015.

Dia menambahkan setidaknya dua hal yang menjadi perhatian dari sertifikat ISO tersebut. Di antaranya adalah konsistensi penanganan keterlambatan penerbangan secara baik, dan tercapainya kepuasan pelanggan di level tinggi. “Kami akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dalam pelayanan dari segi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk menjadi lebih baik demi kepuasan pelanggan kedepannya,” tuturnya.

Sebelumnya, Lion Air menjadi sorotan akibat masalah delay, khususnya saat pesawat Lion Air JT898 rute Jakarta-Makassar mengalami delay enam jam pada Sabtu (21/11/2015). Terkait kasus ini, pengamat penerbangan UGM, Arista Atmadjati, menilai delay yang berulang-ulang tersebut mencerminkan buruknya perencanaan logistik pesawat dari manajemen Lion Air.

“Lion air kan posisinya market leader, market share dia sudah sampai 50% sehingga bisa dikatakan tingkat frekuensi atau trafik itu sangat tinggi. Cuman sepertinya, Lion Air justru keteteran dalam pengaturannya,” tuturnya kepada Bisnis/JIBI, Minggu (22/11/2015).

Arista menilai Lion Air seharusnya sudah memiliki rencana mitigasi yang baik terhadap potensi-potensi yang menyebabkan gangguan penerbangan. Dengan demikian, penumpang tidak lagi dikorbankan dengan delay berjam-jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya