SOLOPOS.COM - Perempuan yang diduga Jessica Wongso dirawat setelah tabrakan di panti jompo di Renwick Street, Sydney, Agustus 2015 lalu. (Istimewa/9news.com.au)

BAP Kristie Louise Charter yang membeberkan sisi gelap kehidupan Jessica di Australia tampak menyudutkan terdakwa.

Solopos.com, JAKARTA — Keterangan Kristie Louise Charter, atasan Jessica Kumala Wongso di New South Wales Ambulance, banyak menyudutkan Jessica. Dalam berita acara pemeriksaan (BAP) dibacakan oleh Jaksa Meylany Wuwung dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta, Selasa (27/9/2016) dini hari, Kristie menyebutkan berbagai sisi gelap kehidupan Jessica di Australia.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Atas keterangan Kristie yang tertuang di BAP tersebut, Jessica memberikan tanggapan. Intinya, dia menyebut keterangan Kristie bohong. Berikut kurang lebih isi BAP yang dibacakan jaksa dan bantahan Jessica.

BAP Kristie Louise Charter:

Penyidik: Apakah saksi kenal dengan Jessica Kumala Wongso, kapan mulai kenal, dan bagaimana kepribadiannya?
Kristie:
Saya kenal Jessica Kumala Wongso sejak dia mendaftar pekerjaan di New South Wales Ambulance sebagai desainer grafis. Ada empat kandidat dan dia mendapatkan pekerjaan dan mendaftar di agen pada Juli 2014. Awalnya dia kerja dengan kontrak 6 bulan, kemudian diperpanjang sampai November 2015.

Sebelumnya saya tak kenal dengan Jessica, saya juga tidak punya hubungan dengan Jessica. Selama kenal dengan Jessica, dia memiliki dua kepribadian yang berbeda. Di mana kadang saya lihat Jessica seperti orang baik dan murah senyum, tapi kadang bisa berubah menjadi pemarah jika ada orang yang tidak mengikuti kemauannya.

Jessica suka memanipulasi perhatian orang agar orang bisa bersimpati kepada Jessica dan responsnya bisa membuat dia marah. Dia bersikap dingin bila tidak mendapatkan simpati tersebut. Orangnya licik, suka berbohong, atau suka mengada-ada untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Jessica seperti menggunakan topeng di mana apabila ada orang yang baru kenal Jessica tidak akan melihat ada hal yang menakutkan, kecuali dia dalam tekanan.

Penyidik: Apakah saksi tahu kasus pembunuhan 6 Januari 2016 di Olivier Cafe, Jakarta? Jika tahu, saksi tahu dari mana?

Kristie:
Benar, saksi mengetahui kasus itu dari Australia Federal Police (AFP) yang menelepon saksi pada 22 Januari 2016 yang memberitahukan kejadian tersebut. Mereka menanyakan tentang apakah Jessica bekerja di tempat saya dan apa dia bisa mengakses bahan kimia dan apakah masih bekerja di New South Wales Ambulance.

Saksi beritahu bahwa Jessica mengirim email ke saksi, isinya mengucapkan selamat ultah dan selamat berlibur di Paris. Jessica juga minta maaf telah berpikir negatif. Saksi tidak merasa kaget atas kejadian tersebut. Saksi bukan hakim, jadi tidak bisa bilang Jessica melakukannya atau tidak. Namun, perilakunya selama 8 bulan terakhir termasuk kegilaannya pada saya, saya tanpa keraguan bisa mengatakan Jessica bisa membunuh orang seperti di Jakarta, di mana hal itu tidak mengejutkan saksi.

Penyidik: Jelaskan apakah saksi tahu pekerjaan Jessica di New South Wales Ambulance, apakah dia memikiki penhgetahuan untuk memberikan pertolongan?

Kristie:
Tugas Jessica adalah bekerja sebagai desainer logo ambulans, mendesain website, mengkampanyekan desain program New South Wales Ambulance, mendesain layout majalah. Dapat saya jelaskan, Jessica pernah mengikuti pelatihan pertolongan pertama korban pada minggu pertama. Jadi dia punya kemampuan melakukan pertolongan pertama.

Penyidik: Apakah Jessica pernah punya masalah dengan saksi atau teman lain?

Kristie:
Benar, saksi pernah bermasalah pada 2015 dan masalahnya adalah, Jessica marah karena saksi tidak mau membantu menyelesaikan masalah Jessica. Dan masalahnya, Jessica menginginkan saya dan Jessica berhubungan tak hanya atasan dan bawahan, melainkan sahabat. Contohnya, Jessica meminta saya mencari tempat tinggal. Namun saya tidak bisa membantu. Ketika tidak bisa membantu masalahnya dengan manajer karena banyak omongan Jessica yang tidak bisa dipercaya dan dia suka buat cerita palsu. Ketiga, ketika saya membatalkan acara party [pesta] dengan alasan karena acara tersebut ada minuman beralkohol.

Penyidik: Apakah selama saksi kenal Jessica, ada kelakuan yang tidak wajar?

Kristie:
Selama berteman denghan Jessica, ada kelakuan Jessica yang tidak wajar, dan itu sangat banyak. Pada 1 Agustus 2015, Jessica menjelaskan bahwa dia mengalami kecelakaan karena dia pingsan dan tidak sadarkan diri. Tapi berdasarkan berita di TV, Jessica dalam pengaruh alkohol tinggi, bukan pingsan.

Dia mengatakan masih memiliki SIM, padahal SIM-nya telah disita polisi. Dia mengatakan tulang pinggulnya patah, ternyata besoknya masuk kerja. Seminggu kemudian setelah kecelakaan, Jessica pergi dancing dan banyak saksi yang melihat kejadian tersebut. Dari keterangan-keterangan Jessica, saksi menyimpulkan Jessica banyak berkata bohong dan tidak sesuai fakta yang ada.

Saya sarankan Jessica mendapatkan pertolongan profesional seperti psikolog untuk mendapat konseling atau pengobatan psikiater. Namun menurut Jessica, dokternya tidak tahu menahu soal riwayat Jessica yang pernah akan bunuh diri. Ketika saya menyarankan kepada Jessica untuk konseling dengan psikolog, omongan saksi dianggap sampah oleh Jessica. Dia mengatakan dirinya tak punya masalah dan merasa dirinya sehat sehingga tak perlu mendengar saran saksi. Saksi mengangap Jessica tidak paham kondisinya saat itu dan tak sadar perilakunya membahayakan orang lain dan tak memahami perasaan orang lain.

Bahkan saat nenek saya meninggal dunia, Jessica tidak mengucapkan ucapan duka cita pada saya. Tidak seperti teman-teman saya yang lain yang mengirim karangan bunga. Dalam hal ini, saya ceritakan Jessica pernah dirawat di RS Royal Prince Alfred pada 28 Oktober 2015 karena ingin bunuh diri dengan menyalakan gas BBQ. Saksi sempat menjenguk Jessica di bangsal. Dia bilang ingin pulang, dan menjelaskan pada saya, “para bangsat di rumah sakit ini tidak mengizinkan pulang dan memperlakukan saya seperti pembunuh. Seandainya saya ingin membunuh orang, maka saya tahu pasti caranya, saya bisa mendapatkan pistol dan saya tahu dosis yang tepat”.

Saya dengar sendiri perkataan langsung dari Jessica. Jessica merasa tak bisa tidur karena pikirannya berargumentasi satu sama lain. Pada September 2015 ketika terjadi kecelakaan, saya sempat berpikir apakah Jessica sedang berusaha bunuh diri atau sedang cari perhatian.

Penyidik: Dari hasil penyedilikan polisi, didapatkan kesimpulan, korban pembunuhan yang diduga dilakukan Jessica meninggal karena minum kopi bersianida, diduga racun tersebut didapatkan di Australia. Apakah saksi tahu di mana Jessica mendapatkan racun tersebut?

Kristie:
Saya tidak dapat menjelaskan dari mana Jessica mendapatkan racun sianida. Tapi jika Jessica menginginkan sesuatu terjadi, maka bisa terjadi. Jessica orangnya licik, serta pernah berpikir seperti itu. Contohnya, sewaktu bercerita di RS, dia bilang tahu dosis yang dibutuhkan untuk melukai seseorang.

Dia juga mengatakan bahwa punya kawan yang sering pergi minum-minum dan bisa pergi ke klub malam, di mana sepertinya Jessica anak baik-baik, namun di satu sisi punya pergaulan yang gelap. Saya dengar pada akhir minggu dia pernah pergi ke luar Sydney yang tidak pernah dilakukan [sebelumnya], yaitu 20 oktober 2015.

Penyidik: Siapa teman spesial Jessica?

Kristie:
Pada sekitar Juli 2014, Jessica mengatakan bahwa dia sudah menikah dan sebelumnya pernah punya rumah bersama. Kemudian mereka berpisah dan takut dengan suaminya sering bersikap kasar, dan orang tuanya tidak percaya dengan kata-kata Jessica. Dan yang mengetahui hal ini adalah satu tim di New South Wales Ambulance.

Pada Oktober 2014, Jessica mulai membicarakan pacar barunya bernama Patrick. Namun pada Desember 2014, hubungan keduanya renggang karena Jessica tidak datang pada acara Natal di rumah Patrick dan saksi melihat Jessica sangat terobsesi dengan Patrick. Dan Jessica sangat cemburuan jika ada perempuan yang dekat dengan Patrick.

Pada sekitar Januari 2015, hubungan mulai retak karena ada ancaman suami Jessica pada Patrick yang diancam akan dibunuh. Pada pertengahan 2015 Juli, hubungan Jessica dan Patrick mulai lagi, tapi hanya sebatas teman. Tapi Jessica berharap tetap jadi pacar. Namun Patrick tidak menanggapi dan mulai berpacaran dengan wanita lain. Selain itu, dia memiliki hubungan dekat dengan rekan sekerjanya bernama Beth, di mana hubungan itu cukup dekat dan Jessica tidak ingin ada orang lain yang mendekati temannya.

Penyidik: Jelaskan oleh saksi apakah tahu perihal kejadian saat Jessica mengalami masalah dengan polisi?

Kristie:
29 Janurai 2015, tentang percobaan bunuh diri Jessica dengan memotong nadi tangan. Saksi ditelepon Jessica sebelum menelepon ambulans dan Patrick yang terjadi pada pagi hari dengan meninggalkan pesan. Kemudian Beth menelepon saya yang juga menerima pesan. 22 Agustus 2015, Jessica dalam keadaan mabuk menabrak mobil ke rumah jompo di mana saksi mengetahui dari berita TV semua channel tentang kecelakaan mobil dekat rumah Jessica. Berita lengkapnya ada di link 99news.com. Jessica memperlihatkan rasa tidak merasa bersalah padahal dia menabrak rumah jompo dan hampir membunuh orang.

Pada 26 Oktober 2015, percobaan bunuh diri Jessica menggunakan gas BBQ di mana saksi mengetahui hal ini dari TV kantor. 22 November 2015, Jessica dilaporkan Patrick tentang percobaan bunuh diri, Jessica tidak boleh keluar dari RS.

Penyidik: Taukah saksi apa penyebab utamta Jessica ingun bunuh diri?

Kristie:
Pertama, Jessica cari perhatian. Kedua dia lari dari masalah. Ketiga, Jessica balas dendam ke Patrick yang mengecewakan dan tidak mendapatkan perhatian dalam hubungan. Keempat, Jessica cemburu dengan Patrick. Kelima, dia rela melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatian Patrick.

Penyidik: Apakah Jessica pernah menferitakan kawannya yang bernama Wayan Mirna Salihin?



Kristie:
Jessica tidak pernah menceritakan temannya bernama Wayan Mirna Salihin. Namun, dia pernah cerita ada kawan perempuannya yang akan menikah di Indonesia, dan katanya akan menikah dengan mantan pacarnya. Namun Jessica tidak menjelaskan [siapa] kawannya yang akan menikah.

Penyidik: Saksi tahu dia suka minum alkogol dan obat-obatan?

Kristie:
Ya, saya tahu Jessica mengonsumsi banyak alkohol. Saya sering melihat Jessica saat berkumpul sering minum alkohol. Dan suatu waktu, Jessica sangat mabuk dan melebihi kadar alkohol untuk mengendarai mobil. Namun Jessica tetap mengemudikan mobil. Ada satu staf mengatakan pada saya, Jessica pernah ke kantor dan berbau alkohol. Untuk obat-obatan atau narkoba, saya tidak pernah melihat Jessica menggunakan. Tapi dalam 6 minggu terakhir, perilaku Jessica sama dengan teman-teman saya yang saya perhatikan menggunakan narkoba. Perilaku itu seperti Jessica selalu berkeringat, matanya berkaca-kaca, susah jalan, dan kalau bicara seperti tidak fokus.

Pernah juga ada kejadian, saat Jessica bersama Beth, saya, [dan teman-temannya], pergi ke hotel [di sebuah tempat], kemudian Jessica mabuk dan menari secara erotis dan memegang tubuh Beth. Dia mengatakan pada Beth, “Beth kamu cantik dan seksi”. Sambil meletakkan kepalanya di lehernya, Beth melirik saya dan merasa aneh melihat perilaku Jessica saat mabuk. Menurut saksi, perilaku tersebut sudah direncanakan dan Jessica tidak ingat kejadian itu.

Penyidik: Apakah ada keterangan lain?

Kristie:
Keterangan yang akan saya tambahkan, pada 26 Oktober 2015, polisi datang ke rumah Jessica membawa surat panggilan sidang kasus kecelakaan mobil. Orang tua Jessica mengatakan pada saya akan membayar semua kesalahan yangh dilakukan Jessica hingga Jessica bisa kembali ke Indonesia dan melanjutkan hidup di Indonesia.

Pada 25 November 2015, Jessica mengatakan dia akan kembali kerja, dan menghubungi saksi untuk dicarikan tempat tinggal. Karena tidak bisa dibantu, Jessica mengancam saya dengan kata-kata “kamu harus mati dan ibu kamu harus mati”.

Akhirnya saya buat laporan polisi pada 27 November dan 30 November [2015] ke kantor polisi. Hal itu diketahui rekan-rekan. Mereka telahberhenti berkomunikasi sejak itu. 30 November 2015, keluar peringatan dari kepolisian Sydney agar Jessica tidak mendekati saya. Dan sejak 1 Desember, Jessica sudah diberhentikan dari New South Wales Ambulance.

Keterangan ini benar semua dan dapat saya pertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku.



Berikut tanggapan Jessica Wongso:

“Mengenai saksi Kristie Louise Charter ini, yang saya kenal, dia tidak religius sama sekali, jadi ada sumpah atau tidak itu tidak ada artinya. Kedua, kalau dia ngomong sendiri kalau saya dapat pekerjaan ini mulai 2014, selama 8 bulan terakhir saya tidak pernah berpikir dia berpikir buruk terhadap saya. Sebagai kontraktor dengan gaji di atas rata-rata, kenapa saya enggak dipecat saja? Teman-teman saya juga sudah banyak yang dipecat sama dia. Jadi saya katakan, 90% keterangannya tersebut bohong.

Mengenai yang kita pergi malam itu, kalau jaksa mau keluarkan HP saya, yang mencium beth itu dia, bukan saya. Kemudian, kalau dia pergi kepolisian untuk melaporkan [soal ancaman dengan kata-kata] tadi buktinya polisi yang tadi tidak mengatakan hal tersebut. Bapak polisi yang tadi cuma mengatakan kalau Kristie melapor karena khawatir saya tidak pergi ke kantor. Dan dia juga bilang melaporkan dua kali melapor ke polisi, harusnya catatannya itu ada, logikanya, di catatan Pak Polisi yang tadi [John Jesus Torres].

Saya mohon dengan hormat pernyataan yang diberikan di BAP itu itu sangat subjektif mengenai saya. Saya tidak tahu apa yang dia dengar mengenai saya tentang kasus ini, tapi yang saya tahu dia seharusnya cukup menyesal dengan apa yang dia katakan. Sudah memberatkan saya terlalu parah, dan itu semuanya bohong.”





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya