SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tripoli (Espos) – Situasi di Libya makin memanas. Puluhan orang tewas nyawa sejak demonstrasi besar-besaran dimulai Selasa lalu. Di sisi lain, Presiden Moamar Khadafi yang telah berkuasa 42 tahun tetap bertahan.

Berdasarkan data yang dihimpun AFP dari berbagai sumber, Jumat (18/2), kerusuhan di Libya telah memakan korban puluhan orang. Jumlah itu tidak termasuk dua polisi yang tewas baru-baru ini.

Promosi Jangkau Level Grassroot, Pembiayaan Makro & Ultra Mikro BRI Capai Rp622,6 T

Menurut AFP, koran Lybia, Oea, melaporkan sebanyak 20 orang dikuburkan di kota terbesar kedua di Lybia, Benghazi, setelah tewas dalam aksi protes untuk meminta Khadafi mundur. Pengunjuk rasa telah membakar kantor radio setempat. Sedangkan tujuh orang tewas dalam protes di Derna, timur of Benghazi, masih berdasarkan laporan Oea.

Kembali ke Benghazi, seorang saksi mata kepada AFP mengatakan ada 13 korban yang dikubur di Hawari. Pemakaman itu dihadiri oleh ribuan pelayat. Komite Revolusioner, yang memback-up pemerintahan Khadafi telah mengingatkan akan menindak tegas demonstran. Siapa pun yang bersikap berseberangan dengan pemerintah sama halnya bermain api.

Sumber-sumber lain yang masih sumir menyatakan, 14 korban jatuh dalam demonstrasi Al-Baida sejak Rabu. Korban adalah warga sipil dan juga termasuk anggota Komite Revolusi. Sekitar 1.000 narapidana dilaporkan kabur dari sebuah penjara di Benghazi. Koran Quryna menurunkan berita empat narapidana tewas oleh pasukan keamanan saat mencoba melarikan diri dari penjara lain di luar Tripoli.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya