SOLOPOS.COM - Suasana sebuah toko oleh-oleh di kawasan Kalilarangan, Solo. Menghadapi libur Lebaran pengelola toko oleh-oleh makanan khas menyiapkan tambahan stok. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Suasana sebuah toko oleh-oleh di kawasan Kalilarangan, Solo. Menghadapi libur Lebaran pengelola toko oleh-oleh makanan khas menyiapkan tambahan stok. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO – Toko oleh-oleh di Solo mulai mempersiapkan diri menyambut pemudik dengan menggenjot pasokan hingga dua kali lipat.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Di Toko Mesran Mistopawiro di Kalilarangan, pengelola toko mengaku menambah pasokan hingga dua kali lipat untuk produk yang paling laris, seperti abon dan serundeng. Pengelola toko, Sarwiningsih, mengatakan khusus produk abon sapi dan serundeng yang diproduksi sendiri, pihaknya menambah stok lebih banyak daripada produk dari produsen lain.
“Khusus untuk abon sapi dan serundeng yang kami buat sendiri, kami siapkan dua kali lipat lebih banyak. Lainnya seperti paru, usus, belut dan ceker tambah sekitar 30%,” terang Ning, sapaannya, kepada Solopos.com.

Menurut dia, tambahan produksi dan tambahan pasokan oleh-oleh khas Solo disiapkan dua pekan jelang Lebaran. Hal itu berdasarkan perkiraan oleh-oleh mulai diburu perusahaan atau pribadi untuk keperluan parcel. Selanjutnya, permintaan oleh-oleh bakal terus merangkak naik dan mencapai puncaknya pasca-Lebaran. Ning menduga lonjakan permintaan oleh-oleh khas Solo bakal terasa hingga H+10 Lebaran. “Biasanya pengaruhnya cukup lama. Tapi juga tergantung jatah liburnya, kalau pegawai libur lebih lama biasanya sampai H+10 masih ramai,” ujar dia.

Mengenai harga, Ning mengakui harga abon sapi naik gara-gara harga daging sapi yang juga naik. Persentase kenaikan harga abon sapi menembus angka 16% atau naik jadi Rp32.000/seperempat kilogram (kg). Sedangkan untuk produk oleh-oleh lain tidak ada kenaikan berarti. Seperti serundeng tetap dijual Rp7.500/seperempat kg. Harga oleh-oleh lain, di antaranya paru, ceker, dan ampyang juga tidak naik kendati jenis oleh-oleh itu dipastikan laris sepanjang momentum mudik dan balik Lebaran.

Berdasarkan pengalaman tahun lalu, Ning menjelaskan pemudik biasanya membeli dalam jumlah besar untuk rekan kerja atau saudara di kota. “Pembeli dari mana saja, saya tidak tahu persis. Yang jelas kalau belinya setelah Lebaran pasti orang luar kota. Bisa dari Jakarta, Bandung bahkan Kalimantan.”

Persiapan stok oleh-oleh juga dilakukan di Roti Ganep. Marketing & Promotion Officer Roti Ganep, Emi Yuniawati, mengungkapkan untuk kesiapan oleh-oleh bagi pemudik akan dilakukan H-3 Lebaran. Sejak saat itu produksi oleh-oleh khas Ganep seperti roti kecik dan kue garut mulai ditambah 40%.

Namun, untuk saat ini dia mengaku telah meningkatkan produksi 20%-30% untuk melayani konsumen yang menginginkan parcel. Pemesan parcel, sambung Emi, biasanya meminta oleh-oleh khas Solo yang dikemas dalam kemasan khusu atau berbentuk parcel umumnya. Untuk kemasan khusus, pihaknya menyiapakn dalam beberapa pilihan, mulai harga Rp40.000 hingga Rp80.000 dan Rp100.000 sesuai macam dan jumlah isinya. “Kemasan-kemasan khusus sudah kami siapkan sekarang, ini bisa untuk parcel bisa juga untuk oleh-oleh bagi pemudik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya