SOLOPOS.COM - Salah satu winisuda tersenyum bahagsia saat upacara Wisuda Periode II Tahun 2023/2024 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Sabtu (14/10/2023) di Balairung UKSW.(Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA –  Suasana penuh haru dan kebahagiaan sangat terasa pada Upacara Wisuda Periode II Tahun 2023/2024 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Sabtu (14/10/2023) di Balairung UKSW.

Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., hadir untuk melepas 745 winisuda yang terdiri dari Program Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor.

Sebelum memasuki Balairung, para winisuda menjalani prosesi arak-arakan yang dipandu oleh barisan yang membawa salib dan lilin. Pada kegiatan tersebut, winisuda barisan pertama diisi oleh peraih indeks prestasi tertinggi (IPT) dan diikuti oleh winisuda dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Fakultas Biologi (FBio), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Psikologi (FPsi), Fakultas Sains dan Matematika (FSM), serta Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer (FTEK).

Upacara wisuda dipimpin oleh Ketua Senat UKSW Prof. Daniel Daud Kameo, S.E., M.A., Ph.D., dan dihadiri oleh Sekretaris Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) Ir. Fence Emanuel Lase, Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga Drs. Sinoeng Noegroho, M.M., secara online, serta perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bengkayang Norida, S.Pd., Agustinus Luput, S.Pd., dan Asni Nurhayati, A.Md.

Setelah berjumpa dan menyapa hangat orang tua winisuda, Rektor Intiyas membuka sambutan dengan mengajak para winisuda untuk memberikan senyuman termanis kepada orang sekitar. Dalam sambutannya, Rektor Intiyas mengungkapkan saat ini UKSW memiliki hampir 18.000 mahasiswa yang separuhnya adalah mahasiswa dari luar pulau Jawa. Hal tersebut merupakan bukti kelayakan UKSW sebagai Kampus Indonesia Mini.

“Adanya UKSW ini begitu mewarnai toleransi yang ada di Kota Salatiga hingga mendapatkan predikat kota paling toleran nomor dua di Indonesia,” tuturnya.

Rektor Intiyas turut mengajak para alumni yang telah meraih gelar sarjana, magister, dan doktor untuk mempertahankan esensi kemanusiaan di era VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous) yang dipenuhi dengan perubahan secara cepat.

“Segala sesuatu yang kita lakukan harus mengingat kepada apa yang sudah diciptakan Tuhan,” tuturnya.

Dia juga turut mendorong agar para lulusan terus mengembangkan potensi kreatif yang ada dalam diri mereka. Menurutnya, para winisuda memiliki komponen dari creative minority yang mampu memberikan pengaruh positif pada lingkungan sekitarnya berkat superioritas, semangat, dan karakter mereka. Dengan demikian, mereka dapat memainkan peran penting sebagai agen perubahan yang proaktif.

Para winisuda diingatkan Rektor untuk menjadi insan yang senantiasa mengembangkan pengetahuan, tidak mudah puas, serta jangan menjadi pribadi yang mudah rapuh dan suka mengeluh. Melainkan menjadi agen perubahan yang kritis, inovatif dan cerdas mengelaborasi permasalahan yang ada di lingkungan.

“Gunakan akal budi pikiran sebagai creative minority sehingga memberikan dampak positif dan bukan menjadi orang-orang yang memicu hoax,” ujarnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga Drs. Sinoeng Noegroho turut mengucapkan selamat kepada winisuda khususnya kepada orang tua yang telah berkesempatan hadir pada acara yang membahagiakan dan membanggakan ini. Menurutnya, UKSW tidak hanya mengisi ruang-ruang kosong terhadap intelektualitas cara berpikir yang semakin luas, tetapi juga memberikan penguatan, koreksi, dan solusi terhadap pembentukan karakter tenaga pengajarnya.

“Karakter itulah yang pada akhirnya membuat anak-anak muda sarjana yang sujana itu menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah, tangguh, tetapi tetap memiliki keadaban,” ungkapnya.

Toleransi dan Keberagaman

Salah satu winisuda dari FTEK Antonio Victori Sembiring mengungkapkan rasa senangnya ketika berkuliah di UKSW yang penuh keberagaman. Hal tersebut dibenarkan oleh winisuda dari FSM Pramesti Hanitia Wulandari, menemukan bahwa di UKSW keramahan bukan hanya terbatas pada orang Jawa, tetapi juga terpancar dari masyarakat luar Jawa. Lebih lanjut, sebagai mahasiswa non-Kristiani, ia merasa dihargai dan menyadari arti penting dari toleransi di lingkungan kampus ini.

“Untuk bapak ibu dosen saya tercinta yaitu dosen FSM khususnya Pendidikan Fisika saya mengucapkan terima kasih telah memberikan ilmu yang bermanfaat bukan hanya ilmu perkuliahan melainkan banyak ilmu kehidupan yang telah diajarkan,” tuturnya.

Tak mau kalah, Surya Yuli Purwariyanto winisuda dari FEB turut mengucapkan rasa terima kasihnya kepada UKSW karena telah mewujudkan cita-citanya.

Sementara itu, ayah dari salah satu winisuda Frankie Jan Salean, S.E., M.P., mengungkapkan, sebagai orang tua mereka merasa bahagia karena anak mereka telah diwisuda. Frankie Salean juga bersyukur ketika mereka dididik di sini dengan nilai creative minority. Harapannya, semoga anak-anak mereka dapat mewariskan creative minority sehingga hal itu menjadi pedoman bagi mereka saat di dunia kerja.

“Kami terkesan dan senang dengan Rektor UKSW karena telah menyapa orang tua, sangat humanis sekali,” tuturnya.

Adapun sejumlah lulusan berhasil meraih Indeks Prestasi Tertinggi (IPT) mulai dari Program Diploma hingga Program Doktor. Peraih IPT Program Diploma yakni Yohanes Eka Adhi Setiawan (3.90) dari Program Studi (Prodi) D3 Sistem Informasi Akuntansi FTI.

Peraih IPT Program Sarjana yakni Wibisono Adiyoso (4.00), Yulius (4.00), dan Ivan Andika Surya (4.00) ketiganya berasal dari Prodi S1 Teknik Informatika (TI) FTI. Peraih IPT Program Pascasarjana yakni Yosua Heru Prasetya (4.00), dan Surya Yuli Purwariyanto (4.00) keduanya berasal dari Prodi Magister Manajemen FEB. Untuk Program Doktor, Meta Padmalia (4.00) dari Prodi Doktor Ilmu Manajemen FEB.

 

 

Rekomendasi
Berita Lainnya