Solopos.com, SOLO — Lebih dari satu dekade silam, masyarakat Indonesia masih menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar kompor untuk memasak, sebelum konversi ke liquified petroleum gas (LPG). Minyak tanah, dalam bahasa Jawa, lengo pet dahulu dicari dan menjadi rebutan, kini bak hilang ditelan bumi.
Kendati begitu, sejumlah kecil masyarakat di Indonesia Timur, masih menggunakan minyak tanah, meski kelangkaan sering terjadi. Pada November lalu, Ketua Ombudsman Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT), Darius Beda Daton, menerima laporan mengenai kelangkaan minyak tanah.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.