SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tumpukan lemak di bagian perut selama ini hanya dikaitkan dengan risiko penyakit jantung. Namun, para ilmuwan baru-baru ini menyebutkan bahwa lemak di perut juga meningkatkan risiko demensia (kepikunan).

Dari 733 partisipan studi diketahui orang yang memiliki tumpukan lemak perut ternyata volume total otaknya lebih kecil. Hasil studi ini menguatkan berbagai riset yang menyebutkan orang yang obesitas lebih berisiko menderita demensia. Meski secara khusus hasil studi ini mengatakan lemak perut lebih berpengaruh daripada lemak total dalam tubuh.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

“Pesan dari studi ini adalah, jika Anda merasa alasan untuk mengurangi lemak di perut adalah untuk menghindari penyakit jantung dan stroke, kini bertambah lagi alasannya, yakni demensia,” kata Dr Sudha Seshadri dari Boston University School of Medical.

Dalam penelitiannya, Seshadri dan timnya melakukan pengukuran lemak perut menggunakan alat computed tomographi (CT) scan. Dengan alat canggih ini bisa diketahui jumlah lemak perut (lemak visceral) dan lemak di bawah kulit yang disebut lemak subkutan.

Para responden juga diukur indeks massa tubuhnya, termasuk juga lingkar pinggul dan pahanya. Kaitan yang paling nyata terlihat dari lemak perut dan ukuran otak. Mereka yang memiliki lemak perut lebih banyak ukuran otaknya lebih kecil.

Seluruh responden tidak ada yang menderita demensia, tetapi dari berbagai studi diketahui orang yang memiliki volume otak lebih kecil berisiko menderita demensia dan akan mendapatkan hasil yang buruk bila diberikan tes kemampuan kognitif.

Demensia merupakan gejala umum dari penurunan fungsi kognitif. Ada banyak faktor yang menyebabkan penyakit ini. Salah satunya adalah rusaknya sel-sel otak yang disebabkan oleh akumulasi plak di saraf otak.

Para ahli menduga lemak yang berlebihan akan memicu reaksi peradangan dalam tubuh, yakni respons imun yang menimbulkan tekanan dalam tubuh. Peradangan yang kronis akan menyebabkan penyakit jantung. Hal ini diyakini memberikan pengaruh yang sama pada otak.

kcm/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya