SOLOPOS.COM - Menteri Agama Lukman Hakim (tengah). (Kemenag.go.id)

Lebaran 2016 akan menggunakan metode hisab dan rukyat.

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pemerintah Indonesia menggunakan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal bulan Hijriyah.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

MUI telah mengeluarkan fatwa No 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah yang ditandatangani oleh KH Ma’ruf Amin (Ketua Komisi Fatwa MUI) dan Hasanudin (Sekretaris Komisi Fatwa MUI).

Fatwa ini menyatakan, penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode rukyah dan hisab oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional. Selain itu, seluruh umat Islam di Indonesia wajib menaati ketetapan Pemerintah RI tentang penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah. Fatwa ini juga mengatur bahwa  dalam menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah, Menteri Agama wajib berkonsultasi dengan MUI, ormas-ormas Islam dan instansi terkait.

“Selama ini, Pemerintah Indonesia mengkuti fatwa MUI yang lahir tahun 2004. Di situ dinyatakan bahwa  pemerintah mendapatkan kewenangan untuk menetapkan dengan dua metode, yaitu: hisab dan rukyat. Dua duanya digunakan,” tandas Menag saat memberikan keterangan pers setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Sabtu (2/7/2016) pagi.

“Hisab sebagai cara untuk melihat keberadaan posisi hilal, sementara rukyat untuk konfirmasi, untuk memastikan apakah perhitungan hisab seperti itu,” tambahnya seperti dilansir Kemenag.go.id, Sabtu.

Menurutnya, sidang itsbat awal Syawal akan dilaksanakan pada Senin (4/7/2016) malam ini. Sebagaimana biasanya, sidang akan dimulai pada pukul 17.00 WIB dengan pemaparan posisi hilal secara astronomis pada 29 Ramadan  1437H/2016 oleh Tim Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama.  Berdasarkan hitungan hisab, posisi hilal awal Syawal berada di bawah ufuk.

“Setelah Salat Magrib, dilaksanakan sidang isbat yang dilakukan secara tertutup, seperti tahun lalu,” tegasnya.

Sementara itu, dalam rangka melaksanakan pemantauan hilal (rukyat), Kementerian Agama telah mempersiapkan petugas di beberapa titik pemantauan. Mereka adalah para petugas yang  sudah terbiasa dan memiliki kualifikasi atau kriteria tertentu untuk melakukan pekerjaan yang sangat spesial ini.

“Mereka juga disumpah kesaksiannya, apakah melihat atau tidak melihat hilal,” tutup Menag.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya