SOLOPOS.COM - Ilustrasi tol (JIBI/Solopos TV)

Lebaran 2015 hampir dipastikan tak diwarnai kemacetan berarti hingga Pemalang.

Solopos.com, JAKARTA — PT Waskita Toll Road selaku pengelola proyek tol Pejagan Pemalang mengungkapkan kontruksi perkerasan seksi I dan II ruas tersebut (20,25 km) sudah diselesaikan dan akan siap untuk dilalui pemudik saat Lebaran 2015.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Direktur Utama PT Waskita Toll Road, Herwidiakto, mengatakan pekerjaan konstruksi perkerasan atau pemadatan agregat terus dilakukan secara intensif. Dirinya memastikan tol tersebut dapat dilalui secara darurat saat menjelang Lebaran 2015 mendatang seturut permintaan pemerintah.

“Konstruksinya sudah tembus untuk yang dikasih perkerasan itu. 7-8 Juli semua perkerasan akan sudah diselesaikan,” katanya saat dihubungi Bisnis/JIBI, Senin (6/7/2015).

Herwi mengatakan, seturut arahan pemerintah, tol tersebut akan dibuka untuk pemudik dari arah barat ke timur pada H-7 Lebaran, atau tepatnya pada 10 Juli 2015 mendatang. Menurutnya, saat ini pengelola tengah melengkapi rambu-rambu lalu lintas untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.

“Kanan dan kiri akan kita tempatkan spot light untuk tiang-tiang dan di perempatan mungkin akan ditempatkan traffic light,” katanya.

Meski demikian, Herwi mengatakan pihaknya berharap agar tol tersebut hanya dimanfaatkan pagi hingga senja hari saja karena terbatasnya penerangan di sepanjang jalur tersebut. Penerangan lebih banyak terpusat di daerah yang cukup banyak penduduknya dan memiliki akses listrik yang bisa dipakai.

“Kita sarankan sebaiknya malam ditutup saja, kembali ke pantura. Yang namanya jalur alternatif kan safety-nya terbatas,” katanya.

Herwi mengatakan, pemudik juga tidak dapat terlalu banyak berharap memperoleh kenyamanan yang lebih selama melaju di jalur tersebut. Akan banyak debu beterbangan di sepanjang jalan, sementara pengelola cukup kewalahan untuk mengoperasikan kendaraan pengangkut air untuk menyirami jalan.

Sementara itu, terkait sejumlah bidang lahan yang belum bebas, Herwi mengatakan telah melakukan upaya pendekatan kepada pemilik lahan untuk dapat menyewa lahan tersebut selama mudik berlangsung. Meski demikian, pihak pemilik telah menolak untuk bekerjasama.

“Ada enam bidang yang belum bebas. Tiga bidang tidak mengganggu dan satu bidang sudah bisa disewa. Tapi dua bidang lainnya tidak mau disewa,” katanya.

Oleh karena itu, menurutnya pihak pengelola akan berupaya untuk mengoptimalkan sisi kiri dan kanan kedua lahan tersebut agar jalan tetap dapat tersambung. Menurutnya, jalur tol darurat ini secara umum terdiri atas tiga hingga empat lajur. Namun di titik tersebut, kendaraan hanya dapat melaju di dua lajur.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hediyanto Husaini mengatakan tujuan pemerintah membuka ruas tersebut secara darurat adalah untuk mengurangi kemacetan yang akan terjadi di jalan nasional setelah pemudik keluar dari tol Kanci–Pejagan.

“Ini kan pilihan untuk mengantisipasi macet. Pengendara boleh memilih, mau lewat atau tidak. Yang penting ada alternatif untuk memecah arus kendaraan,” katanya.

Dengan demikian, setelah pemudik keluar dari tol Cikopo–Palimanan yang baru diresmikan presiden pekan lalu, pemudik dapat melanjutkan perjalanan di tol Palimanan–Kanci, lalu tol Kanci–Pejagan, dan setelah itu meneruskan perjalanan melalui tol Pejagan–Pemalang ini.

Tol Pejagan-Pemalang memiliki total panjang 57,5 km, dan terbagi dalam empat seksi. Investor menargetkan hingga 2016, seksi I Pejagan-Brebes Barat (14,2 km) dan seksi II Brebes Barat-Brebes Timur (6 km) dapat berfungsi efektif.

Setelah konstruksi fisik kedua seksi tersebut rampung, pembangunan akan dilanjutkan dengan dua seksi berikutnya. Keduanya yakni seksi III Brebes Timur-Tegal Timur (10,4 km), dan seksi IV Tegal Timur-Tegal Barat (29,6 km). Saat ini, keduanya masih dalam tahap pembebasan lahan.

Tol tersebut dikelola oleh PT Pejagan Pemalang Toll Road, anak usaha PT Waskita Karya yang diakuisisi dari grup MNC. Investasi tol tersebut mencapai Rp5,52 triliun dengan masa konsesi 45 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya