SOLOPOS.COM - Ilustrasi Rukyatulhilal penentuan 1 Syawal 1434 H. (JIBI/Solopos/Antara/Sahrul Manda Tikupadang)

Rukyatulhilal 1 Syawal 1434 H

Ilustrasi Rukyatulhilal penentuan 1 Syawal 1434 H. (JIBI/Solopos/Antara/Sahrul Manda Tikupadang)

Solopos.com, SURABAYA — Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim menyiapkan 12 titik untuk pemantauan hilal sebagai langkah memastikan penetapan 1 Syawal 1434 H, Rabu (7/8/2013).

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

“Tim pemantau akan standby mulai sekitar pukul 16.00 WIB,” ujar Koordinator Tim Rukyatul Hilal PWNU Jatim, KH Sholeh Hayat saat dihubungi detikcom, Rabu.

Mulai pukul 16.00 WIB, tim pemantau hilal sudah mulai standyby untuk mempersiapkan berbagai kebutuhan dan perlatan untuk rukyatul hilal. Termasuk mencari posisi yang pas dengan arah tenggelamnya Matahari.

“Hasilnya akan diketahui antara pukul 17.29 sampai 17.31 wib. Karena satu lokasi dengan lokasi lainnya, ada selisih antara 2 hingga 3 menit,” tuturnya.

Ada 13 titik rukyatul hilal di Jatim yakni, Pantai Ambet, Pamekasan. Pantai Gebang, Bangkalan. Pantai Nambangan, Kenjeran, Surabaya. Bukit Condro, Giri, Gresik. Tanjung Kodok, Lamongan. Pantai Awar-awar, Tuban. Pantai Serang, Blitar. Pantai Nyamplong, Jember. Pantai Kalbut Pasir Putih, Situbondo. Pantai Gili Ketapang, Probolinggo. Pantai Ngliyep, Malang. Pantai Srau, Pacitan. Pantai Maleman, Lumajang.

Masing-masing tim di setiap titik, terdiri antara 10 hingga 40 orang. Mereka terdiri dari berbagai unsur seperti dari NU, Kementerian Agama Kota atau Kabupaten setempat, Pengadilan Agama, serta para ahli di bidangnya.

Tidak bisa sembarang orang bisa masuk ke area lokasi rukyatul hilal. Karena hasil dari rukyatul hilal tersebut akan dilaporkan ke Menteri Agama sebagai bahan sidang isbat.

Jika masyarakat ingin melihat, maka harus berada di luar tali yang dipasang oleh tim pemantau.

“Kami lakukan hal itu, karena untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Semuanya harus jelas dan kami tidak ingin ada yang berkomentar padahal bukan ahlinya. Jadi lokasi harus steril dari orang yang tidak berkepentingan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya