Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024
“Sketsa wajah itu kemudian dipublikasikan ke publik agar masyarakat dapat membantu memberikan informasi kepada polisi,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane di Jakarta, Rabu.
Sketsa wajah itu bisa dibuat polisi dari keterangan saksi-saksi, sebab sebelum pasukan bertopeng menyerbu ke dalam Lapas, petugas portir sempat melihat ada dua orang yang meminta diizinkan masuk sambil memperlihatkan selembar surat dengan yang berlambangkan Kepolisian Daerah (Polda) DIY, katanya.
“Selain membuat sketsa wajah, polisi juga perlu membuat sketsa pasukan “penyerbu” yang menggunakan topeng tersebut. Dari sketsa ini akan bisa diketahui “pasukan penyerbu” itu berasal dari mana. Kebiasaan menggunakan peralatan dan menempatkan asesories, seperti granat di bagian tubuhnya bisa menjadi indikasi siapa sesungguhnya mereka,” kata Neta.
IPW memuji aparat kepolisian yang terus bekerja mengusut kasus penyerbuan Lapas Sleman. Bukti-bukti dan keterangan saksi-saksi terus dikumpulkan. Hanya saja publik menuntut agar polisi bekerja cepat sehingga kasus ini bisa terungkap dengan cepat, katanya.
“Untuk itu IPW mendesak Polri segera menurunkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror untuk segera memburu pelaku dan segera menangkapnya. IPW yakin Polri sudah punya indikasi siapa pelaku penyerbuan tersebut. Untuk itulah sketsa wajah pelaku harus segera dibuat dan dipublikasikan ke publik,” kata Neta.