SOLOPOS.COM - LAMPU BATIK -- Fajar Adhinata, 26 warga RT 04 RW 28, Ngipang, Kadipiro, Solo, menyelesaikan pesanan kap lampu kayu berukir motif batik di rumahnya, Senin (3/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Solo (Solopos.com) – Motif batik yang menarik ternyata bisa diadopsi untuk berbagai keperluan. Salah satunya adalah dijadikan motif hiasan pada kap lampu hias yang terbuat dari kayu. Salah satu yang menekuninya adalah Fajar Adhinata, pemilik usaha Lampu Batik Solo. Dia pun kinisedang merintis agar bisnis lampu hias bermotif batik ini bisa menembus pasar ekspor.

LAMPU BATIK -- Fajar Adhinata, 26 warga RT 04 RW 28, Ngipang, Kadipiro, Solo, menyelesaikan pesanan kap lampu kayu berukir motif batik di rumahnya, Senin (3/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Bermula dari usaha sampingan dua tahun lalu, Fajar optimistis potensi pasar untuk produk antik dan unik ini pasti ada. Apalagi, saat ini batik sedang booming, dan menjadi aset khas Kota Solo. “Dulu saya hanya karyawan yang mengerjakan konsep lampu interior di lantai 3 salah satu mal terkemuka di Kota Solo. Dari situ, saya punya ide untuk mengembangkan bisnis lampu hias sendiri, yang harapannya punya nilai jual dan banyak orang yang suka,” kata Fajar, kepada Espos, Senin (3/10/2011), di lokasi usahanya di Ngipang, RT 4/RW 28, Kadipiro, Banjarsari, Solo.

Membuat lampu hias bermotif batik jadi pilihannya. Awalnya, Fajar mencoba mengembangkan lampu hias itu dengan bahan dasar pipa. Tetapi, bahan pipa ini dinilai tidak cocok dengan konsep motif batik yang diusungnya. “Akhirnya, saya cari bahan yang memang murah, mudah diperoleh dan cocok dengan nuansa etnis batik. Yakni pakai kayu jati,” kata Fajar.

Dengan proses hand made, mungkin untuk kualitas produk bisa lebih teruji. “Dulu, kali pertama saya mencoba membuat lampu hias batik ini, saya hanya pakai alat sederhana. Hanya pakai gergaji triplek. Tetapi, saat ini sudah pakai alat potong mesin untuk mempercepat pekerjaan saja. Tetapi, desain motif tetap saya ukir sendiri,” paparnya.

Lampu batik Solo kini mulai dikenal di luar Solo. Terutama Jakarta. “Menurut saya sih ini masih sangat terbatas. Jadi, saya sangat terbuka membuka peluang kalau ada yang bersedia menjadi retailer atau memasarkan produk ini. Saat ini retailer baru ada satu di Jogja,” jelas Fajar.

Selama ini, model pemesanan juga kebanyakan ritel. “Pesan satu atau dua buah lampu saja. Tetapi, saya justru mau menerima pesanan untuk produk khusus dan spesial. Misalnya, ada ukiran logo perusahaan, ukir nama inisial atau nama lengkap juga bisa. Nanti, harganya saja yang lain.”

Fajar, selama ini menawarkan produknya itu pada harga Rp 125.000 hingga Rp 250.000 per item. Harga tergantung jenis lampu, apakah lampu dinding, lampu meja, lampu gantung atau lampu sudut. “Kalau untuk kerumitan motif batik, selama ini belum terlalu mempengaruhi harga. Dan saat ini, motif parang dengan sedikit modifikasi cukup banyak diminati pasar,” kata Fajar. Cita-citanya yang lain adalah memberdayakan lebih banyak warga di kampungnya.

Hijriyah Al Wakhidah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya