SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/Akun Twitter BPPTG)

Solopos.com, SOLO — Banjir lahar hujan kembali terjadi di berbagai sisi lereng Gunung Merapi, Rabu (5/3/2014). Hal ini terjadi akibat hujan deras yang melanda puncak Gunung Merapi sejak Rabu siang hingga sore ini.

Peringatan bahaya turunnya lahar hujan ini muncul setelah aliran lahar hujan mulai terpantau di sebuah sabo dam Kali Woro pada pukul 15.21 WIB. Jalin Merapi melalui akun Twitter memperingatkan siapapun untuk tidak beraktivitas di alur sungai, termasuk para penambang pasir.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Masih dilaporkan warga melalui Jalin Merapi, saat ini banjir lahar hujan juga memaksa jalur Tlogolele (Boyolali)-Klampahan (Magelang), terputus. Jalur tersebut tak bisa dilewati setelah aliran lahar hujan di Kali Apu meluap hingga di atas Dam Klampahan.

“@BayuKFM Jalur Tlogolele #Boyolali – Klampahan #Magelang terputus krn banjir kali #Apu meluap di atas DAM Klampahan #Merapi.”
Selain itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta juga melaporkan hal serupa. “Jalur Boyolali – Magelang di Desa Jrakah terputus akibat longsor & pohon tumbang, saat ini jalur ditutup #Merapi,” tulis @BPPTKG yang di-retweet @jalinmerapi. Untungnya, kini hujan sudah mereda di puncak Gunung Merapi.

Risiko banjir lahar hujan semakin besar akibat kerusakan tebing Kali Woro. Seperti diberitakan sebelumnya, maraknya penambangan liar di wilayah Kali Woro, Kemalang, Klaten, bisa meningkatkan risiko banjir lahar hujan. Tidak teraturnya penambang menyebabkan sulit menentukan daerah aliran sungai tersebut.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Joko Rukminto, saat rapat koordinasi antisipasi banjir lahar hujan di Mapolres Klaten, Rabu (5/3). “Maraknya penambang liar terutama di wilayah KRB [kawasan rawan bencana] akan meningkatkan risiko bencana banjir lahar hujan,” katanya.

Di Kemalang, lanjut dia, tebing yang awalnya sekitar 50-80 meter kini berkurang ketinggiannya karena sering dikeruk. Bahkan, di wilayah Kecamatan Manisrenggo, dinding tebing hanya setinggi 2 meter dengan sedimentasi 1 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya