SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Harianjogja.com, JOGJA-Maraknya alih fungsi lahan makin mengikis potensi bambu di sektor industri. Dikukuhkannya Dewan Bambu Indonesia dalam Kongres Bambu Nasional 2013 ini diharapkan mampu menaikkan produktivitas bambu di sektor hulu.

“Dewan bambu ini diperlukan agar komoditas bambu tidak lagi dikelola secara sepotong-sepotong, tetapi dikelola secara utuh,” ujar Ketua Organization Committee Kongres Bambu Nasional 2013 Kukuh Sutoto kepada Harianjogja.com, seusai acara Pengukuhan Dewan Bambu Indonesia di Jogjakarta Plaza Hotel, Sabtu (30/11/2013).

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Tujuan pembentukan Dewan Bambu Nasional ini salah satunya untuk terus dapat membudidayakan bambu dari hulu. Artinya, pemberdayaan petani dalam produktivitas bambu harus terus didukung. Pasalnya, selama ini perhatian bambu dari hulu tidak mendapatkan perhatian dan dorongan baik dari pemerintah maupun pelaku usaha yang mengelola dan mengolah komoditas ini.

“Bambu harus dibudidayakan. Dari kehutanan harus ada yang mempelopori ketersediaan bambu. Salah satunya untuk kepentingan industri,” papar Kukuh.

Ketua Dewan Bambu Indonesia terpilih, Haryadi Himawan menambahkan nilai ekspor bambu Indonesia kalah dari China yang terus mengalami pertumbuhan. “Pangsa pasarnya memang masih lebih besar China. Tapi potensi ekspor bambu Indonesia masih menduduki peringkat ketiga,” imbuh Haryadi.

Haryadi mengatakan, selama ini produktivitas bambu terus turun. Maraknya alih fungsi lahan dan prospek penggunaan lahan yang lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman lainnya, semakin menghimpit kelestarian bambu. Petani banyak yang lebih memilih menanami lahannya dengan tanaman lain yang masa panennya lebih cepat.

“Bambu mau tidak mau harus bersaing lahan dengan tanaman lainnya. Ini yang selama ini tidak diperhatikan sektor hilirnya. Keterbatasan lahan membuat produktivitas bambu kian turun,” tandas Haryadi.

Haryadi menargetkan setelah dibentuknya Dewan Bambu Indonesia ini diharapkan mampu terus mendorong produktivitas bambu. Tidak hanya mengoptimalkan budidaya bambu di lima provinsi, tetapi hingga 2014 nanti akan ada enam provinsi. Selain Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan DIY, juga akan menggandeng Banten.

“Target 2014 sudah ditanami semua bambu. Jogja sudah mulai, yaitu di Sleman yang menyediakan 20 hektare lahan untuk ditanami bambu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya