SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah sempat dibuka menguat, namun kembali melemah seiring tekanan akibat pengumuman penyusutan devisa.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah dibuka menguat 15 poin atau o,1% ke level Rp14.471/dolar AS. Namun selanjutnya pada pukul 08.02 WIB, penguatan rupiah menipis menjadi 0,01% ke Rp14.485/dolar AS.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Rupiah terus berfluktuasi bahkan sempat menyentuh Rp14.525/dolar AS. Pergerakan rupiah di pasar spot berawal dengan penguatan 0,1% atau 15 poin ke Rp14.471 per dolar AS.

Mayoritas kurs Asia pagi ini terdepresiasi menyusul lonjakan 1% pada indeks dolar. Yen, mata uang safe haven Asia, menguat sendirian.

Ekonom dari Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, memperkirakan dolar yang kembali ke tren penguatan akan membuat rupiah terus tertekan. Beban eksternal tersebut diperberat dengan revisi negatif Bank Indonesia dan pemerintah terhadap rancangan APBN 2016 yang sedang dibahas bersama DPR.

Bank Indonesia untuk kali kedua menurunkan proyeksi nilai tukar 2016, kali ini menjadi Rp13.700—Rp13.900 per dolar AS. Adapun pemerintah menurunkan target pertumbuhan ekonomi 2016 menjadi 5,3%.

Rupiah juga terbebani oleh penyusutan cadangan devisa. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo kemarin mengungkapkan cadangan devisa turun dari US$105,3 miliar per 31 Agustus menjadi US$103 miliar pada 21 September akibat permintaan dolar AS untuk pembayaran utang.

“Tekanan penguatan dolar global masih akan menjaga tekanan terhadap rupiah. Cadangan devisa yang diumumkan turun juga berpeluang menambah sentimen negatif ke pasar keuangan domestik,” kata Rangga Cipta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya