SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis/Dok)

Kurs rupiah hari ini menguat tajam, bahkan meninggalkan level Rp14.600/dolar AS.

Solopos.com, JAKARTA — Rupiah melesat pada perdagangan hari ini, Senin (5/10/2015). Hal ini seiring pelemahan dolar AS dan isu penurunan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Senin (5/10/2015) rupiah dibuka menguat 9 poin atau 0,06% ke Rp14.637/dolar AS. Pada pukul 10.50 WIB, rupiah berada di posisi Rp14.564/dolar AS.

Hari ini, Mata uang Asia tenggara mayoritas menguat, hanya baht Thailand yang melemah 0,03%. Dolar Singapura (+0,08%), peso Filipina (+0,33%), ringgit Malaysia (+0,30%), rupiah menguat 0,61% atau 89 poin ke Rp14.557/US$

Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (5/10/2015) ditutup menguat.

“Rupiah masih memiliki ruang penguatan walaupun faktor negatif seperti perlambatan ekonomi serta penurunan harga komoditas masih akan memberikan tekanan di jangka menengah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (5/10/2015).

Dikemukakan penurunan harga BBM oleh Pertamina bisa membantu daya beli. Rangga mengatakan rupiah menguat setelah dolar kembali melemah di Asia hingga Jumat sore. Yield SUN juga terlihat kembai turun, walaupun pelemahan tajam masih terlihat di IHSG.

Optimisme terhadap paket kebijakan ekonomi jilid III serta paket kebijakan stabilisasi rupiah BI, ujarnya, mulai meningkat. Walaupun belum signifikan, karena beberapa data ekonomi belum menunjukkan perbaikan. Consumer confidence index September diumumkan kembali turun.

“Data tenaga kerja AS buruk, dollar index melemah,” kata Rangga. Setelah sempat menguat satu pekan terakhir, indeks dolar akhirnya melemah sejak Jumat malam. Tterutama setelah angka pertambahan tenaga kerja AS non-manufaktur lebih rendah dari pencapaian bulan sebelumnya.

Hal itu juga mendorong yield US Treasury 10 tahun untuk turun di bawah 2%. “Optimisme kenaikan suku bunga AS menjelang FOMC meeting di akhir Oktober sepertinya belum akan meningkat dalam waktu dekat. Dolar berpeluang melemah hari ini di pasar Asia,” kata Rangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya