SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah terus tertekan penantian putusan The Fed.

Solopos.com, JAKARTA — Rupiah terus terjun bebas dan ditutup di level Rp14.408,30/dolar AS atau melemah 75,30 poin (0,53%). Tekanan eksternal tak terbendung karena data ekonomi Indonesia tak mendongkrak kepercayaan.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Selasa (15/9/2015) rupiah melemah 19 poin atau 0,13% ke Rp14.352/dolar AS. Rupiah terus tertekan hingga akhir sesi I perdagangan bursa saham, terdepresiasi 52 poin atau turun 0,36% ke Rp14.385/dolar AS.

“Lihat tekanan dari eksternal cukup kuat, yaitu Fed. Data [ekonomi Indonesia] ini tidak sesuai ekspektasi, tidak terlalu berimbas pada pasar. Tidak signifikan perubahannya. Rupiah fokus Fed. Namun [mata uang lainnya di Asean] menguat, seperti tringgit, baht thailand, dolar Singapura. Kemungkinan karena tidak ada fundamental ekonomi bagus yang menunjukkan perbaikan signifikan sehingga pasar lebih kemakan isu dari luar. Tendensinya lebih mengikut isu dari luar. Hal ini menyebabkan surplus tak signifikan,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra saat dihubungi Bisnis/JIBI, Selasa (15/9/2015).

Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa (15/9/2015) menunggu rilis data neraca perdagangan.

“Pertumbuhan impor dan ekspor siang ini perlu ditunggu. Surplus neraca perdagangan diperkirakan menipis dengan perlambatan impor yang berkurang,“ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima pagi ini, Selasa (15/9/2015).

Dikemukakan, data perdagangan yang mengindikasikan pertumbuhan ekonomi berpeluang memperkuat rupiah. Rangga mengatakan walaupun tekanan penguatan dolar mereda di Asia, rupiah tetap tidak mampu untuk menguat. Rupiah melemah tipis bersamaan dengan kenaikan yield SUN.

“Pesimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi sepertinya masih belum bisa terobati peluncuran paket kebijakan,” kata Rangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya