SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah terus terpuruk menjelang pertemuan bank sentral AS dan makin kencangnya spekulasi kenaikan suku bunga The Fed.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah belum menemukan tanda-tanda menguat. Di tengah ketidakpastian pasar, kekhawatiran perlambatan ekonomi China Tiongkok, dan rencana kenaikan The Fed Rate, rupiah ditutup melemah 71 poin ke level Rp14.332,50/dolar AS, Kamis (10/9/2015).

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Sebelumnya, Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Kamis (10/9/2015) rupiah melemah 18 poin atau 0,13% ke Rp14.280/dolar AS. Menjelang sore, mata uang Asia jatuh dipimpin oleh rupiah Indonesia dan won Korea Selatan.

Ringgit Malaysia dan rupiah jatuh ke level terendah sejak 1998, baht Thailand merosot ke level terendah sejak Maret 2009. Hal ini disebabkan pasar saham merosot di seluruh dunia menjelang pertemuan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) pada 16-17 September 2015.

“Ada banyak ketidakpastian di pasar. Pertemuan Fed menambah ketidakpastian dan dolar menguat,” kata Andy Ji, Ahli Strategi Mata Uang Commonwealth Bank of Australia seperti dikutip Bloomberg, Kamis (10/9/2015).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya