Kurs rupiah kembali ditutup menguat 10 poin hari ini.
Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah bergerak menguat dalam perdagangan di awal pekan ini, Senin (11/4/2016). Rupiah ditutup di level Rp13.134/dolar AS atau menguat 10 poin (0,08%).
Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024
Senin pagi tadi, Bloomberg Dollar Index menunjukkkan rupiah dibuka menguat 0,11% atau 14 poin ke Rp13.130/dolar AS. Indeks dolar AS terpantau melemah 0,15% atau 0,146 poin ke level 94.089 pada pukul 11.54 WIB.
“Indeks dolar melemah, [setelah ada ada pernyataan] Fed [yang menyebabkan pasar] ragu [Fed Rate jadi] dinaikkan atau tidak. [Sementara itu] data global kurang begitu OK,” kata Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono saat dihubungi hari ini, Senin (11/4/2016).
Lembaga Statistik China mencatat inflasi atau indeks harga konsumen tahunan negara itu pada Maret 2016 mencapai 2,3%. Dikutip dari Bloomberg, inflasi tahunan China pada Februari juga ada di angka 2,3% dan rerata perkiraan para ekonom yang disurvei Bloomberg ada di angka 2,4% untuk Maret.
Penurunan harga di sisi produsen juga berkurang menjadi hanya 4,3% dari 4,9% pada Februari 2016. Inflasi yang lebih tinggi ini, meskipun banyak dipicu oleh harga makanan, berpotensi memperpanjang masa rehat pelonggaran bank sentral China atau People’s Bank of China.
Tekanan deflasi juga mereda seiring perbaikan di sektor properti membantu peningkatan permintaan dan setelah harga komoditas berbalik menguat.
“Merujuk pada stabilisasi aktivitas ekonomi sektor riil, rebound yang tengah berjalan di penjualan dan harga properti, serta inflasi, kami rasa momentum pelonggaran kebijakan telah mencapai puncaknya dalam jangka pendek,” terang para ekonom UBS Group AG dalam laporan yang dikutip Bloomberg, Senin.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) Reza Priyambada mengatakan laju dolar AS melanjutkan pelemahan seiring perkiraan melambatnya keputusan kenaikan suku bunga The Fed. “Membuat laju rupiah mampu kembali melanjutkan kenaikannya,” kata Reza dalam risetnya.
Rapat FOMC yang bernada dovish turut membuat laju dolar AS kembali melemah. Pelemahan laju dolar AS juga diikuti oleh melemahnya yen akibat aksi ambil untung, pasca penguatan signifikan yen.
“Kondisi tersebut tentu saja menguntungkan Rupiah sehingga mampu kembali naik. Di akhir pekan, laju rupiah mampu melanjutkan penguatannya,” kata Reza.