SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang tunai rupiah (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah akhirnya menguat hari ini meskipun BPS menerbitkan data defisit perdagangan kali pertama selama 2015.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah pada perdagangan di pasar spot hari ini ditutup menguat 0,55% sebesar 77 poin ke level Rp14.046/dolar AS. Penguatan rupiah seiring dengan menguatnya mata uang Asia. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada level terkuat Rp13.961/dolar AS dan terlemah Rp14.100/dolar AS.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rebound 11 poin pada Selasa (15/12/2015) menjelang rilis data neraca perdagangan. Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan Jisdor level di Rp14.065 per dolar AS, melemah 11 poin atau terapresiasi 0,08% dibandingkan kurs Senin.

Sebenarnya, kurs rupiah hari ini diprediksi masih melemah. NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah atas dolar AS pada perdagangan hari ini bergerak di kisaran Rp14.050/dolar AS—Rp14.125/dolar AS.

Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada laju rupiah kembali mengalami pelemahan seiring sentimen yang sama terjadi pada IHSG, memfaktorkan jelang rapat FOMC pada pekan ini yang juga berbarengan dengan akan diadakannya Rapat Dewan Gubernur BI. “Kedua sentimen tersebut kurang lebih sama dimana banyak pelaku pasar yang menantikan keputusan akan berubah maupun tidaknya suku bunga dari masing-masing Bank Sentral,” kata Reza dalam risetnya, Selasa pagi.

Ketidakpastian tersebut membuat pelaku pasar lebih memilih untuk memegang hard currency yang lebih kuat, yaitu dolar AS. Imbasnya dirasakan sejumlah mata uang lainnya seperti euro, yen, yuan, poundsterling, dan lainnya yang bergerak melemah. Dengan melemahnya sejumlah mata uang tersebut membuat rupiah pun turut rentan terkena pelemahan.

“Cenderung negatifnya sentimen yang ada membuat posisi rupiah diperkirakan akan terancam pelemahan. Tetap mewaspadai potensi pelemahan yang ada,” kata Reza.

Dari dalam negeri, transaksi perdagangan Indonesia mencetak defisit pertama tahun ini pada November. Berdasarkan data Bloomberg, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan aktivitas perdagangan internasional Indonesia sepanjang November menghasilkan defisit US$350 juta. Ini merupakan defisit pertama tahun ini setelah membukukan surplus US$1.019,00 pada Oktober.

Nilai ekspor Indonesia sepanjang November merosot 17,58% dibandingkan tahun lalu, sedangkan nilai impor turun 18,03%. Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan defisit di saat mayoritas ekonom memproyeksikan surplus. Padahal, median proyeksi ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan surplus November senilai US$900 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya