SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah kembali ditutup melemah hari ini seiring belum surutnya penguatan dolar AS.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah melanjutkan tren pelemahannya di awal pekan ini. Dalam perdagangan Senin (30/11/2015), rupiah ditutup di level Rp13,847/dolar AS atau melemah 46 poin (0,33%).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Saat dibuka pagi tadi, rupiah menguat 7 poin atau 0,05% ke Rp13.794/dolar AS. Sementara itu, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) merosot ke level terlemah dalam tujuh pekan terakhir. Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan Jisdor hari ini di level Rp13.840/dolar AS atau merosot 93 poin (0,68%) dari kurs kemarin.

“Hari ini pelemahan rupiah berpeluang berlanjut, melihat belum surutnya penguatan dolar di pasar global walaupun sentimen positif dari inflasi November 2015 yang rendah bisa membawa sentimen positif,” kata ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini.

Pasar uang saat ini menyoroti rencana kebijakan bank sentral Eropa (ECB). Bank sentral Eropa berencana memangkas suku bunga deposito, dan menggelontorkan stimulus tambahan. Putusan tersebut akan diperoleh pasar pada pekan ini setelah ECB menggelar rapat pada 3 Desember 2015.

Mendapat sentimen tersebut euro menuju penurunan bulanan terbesar sejak Maret. Selain euro, mata uang 19 negara juga mendekati terendah dalam tujuh bulan terhadap dolar AS. Pasar juga memprediksi bank sentral AS the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada Desember.

Hal ini, tulis Bloomberg, Senin (30/11/2015), memperluas perbedaan antara kedua bank sentral tersebut. “Aksi jual euro akan mencapai puncaknya saat pertemuan ECB digelar. Mungkin mengirimnya ke posisi terendah baru ke vel 1,03 euro/dolar AS,” kata Kepala Ekonom Pasar Mizuho Bank Ltd di Tokyo, Daisuke Karakama.

Pada pukul 10.18 WIB, euro melemah 0,08% 1,0584/dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS 0,1% menjadi 100,14, tertinggi sejak 16 Maret 2015. ECB diperkirakan akan meningkatkan stimulus melalui program pembelian obligasi sebesar 1,1 triliun euro (US$ 1,2 triliun).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya