SOLOPOS.COM - Menghitung Uang Pecahan Rp100.000 (Dok/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar AS.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah menguat tipis hari ini setelah sempat tertekan sejak pagi. Dalam perdagangan di pasar spot Senin (18/1/2016), rupiah ditutup di level Rp13.905/dolar AS atau menguat 4,5 poin (0,03%).

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Senin (18/1/2016), rupiah melemah 64 poin atau 0,46% ke Rp13.974/dolar AS. Rupiah langsung menunjukkan pergerakan melemah.

Kurs Jisdor melemah 45 poin pada Senin (18/1/2016) di saat rupiah tertekan terseret pelemahan harga komoditas. Data Bank Indonesia menunjukkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini melemah 45 poin atau terdepresiasi 0,32% ke Rp13.931/dolar AS. Jisdor melemah bersama nilai tukar rupiah di pasar spot.

Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan penurunan tajam harga minyak yang menyeret harga komoditas menekan nilai tukar rupiah di pasar spot. Harga komoditas yang lemah berpotensi menekan pendapatan ekspor Indonesia dan membuat nilai tukar rupiah tertekan.

“Akan tetapi, inflasi diperkirakan terus turun karena (penurunan harga minyak membuka) potensi pemangkasan BBM kembali terbuka” kata Rangga.

Pada Jumat (15/1/2016) lalu, rupiah ditutup melemah 3 poin atau 0,02% ke Rp13.910/dolar AS. Rupiah merespons sejumlah data ekonomi dan kebijakan dalam negeri, di antaranya adalah pemangkasan BI Rate yang dilakukan Bank Indonesia, dan data neraca perdagangan yang defisit.

Sebelumnya, NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (18/1/2016) bergerak di kisaran Rp13.815-14.040/dolar AS. “Kami masih memperkirakan laju rupiah akan berada di support Rp14.040/dolar AS dan resisten Rp13.815/dolar AS. Tetap perhatikan sentimen yang ada,” kata Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada dalam risetnya.

Setelah pemangkasan BI Rate, ujarnya, laju rupiah seperti diperkiraan cenderung melanjutkan pelemahannya. Meski laju harga minyak sempat menguat dan membuat dolar AS terlihat melemah, tapi tidak diimbangi oleh laju mata uang Asia, terutama Tiongkok yang mata uang yuannya masih melemah. Karena itu, pelemahan laju dolar AS pun tidak terlalu dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya