SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SOLO – Mayoritas SMA di Kota Bengawan bakal terus menggunakan Kurikulum 2013 (K-13) pada semester genap mendatang.

Hal tersebut, menurut Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Solo, Toyibun, menimbang kesiapan buku dan guru yang telah mendapatkan pelatihan.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

“Kami [MKKS] memang belum bertemu secara langsung untuk membahas Permendikbud No.160/2014. Tetapi, lewat obrolan online tersirat mayoritas SMA di Solo hampir seluruhnya tetap memakai K-13,” kata dia, saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Jumat (19/12/2014).

Dia menambahkan kalau kembali ke KTSP [Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan] justru akan repot.

“Selama ini dari segi buku maupun guru, tidak mengalami kendala apa pun,” beber dia.

Meskipun begitu, Toyibun tak menampik sejumlah guru merasa kesulitan menyusun penilaian K-13.

Atas dasar itulah, MKKS setuju jika implementasi dilanjutkan, dengan mempertimbangkan penyederhanaan sistem penilaian.

“Jika sekolah nonperintis kembali ke KTSP kemungkinan alasannya adalah karena sistem yang lebih sederhana. Tapi tentu akan menyulitkan mereka sendiri karena harus mengonversi nilai rapor semester satu agar kembali setara,” terang dia.

Sementara, Ketua MKKS SMK Solo, Susanta, menilai jika sekolah perintis memutuskan kembali menggunakan KTSP berarti sekolah tersebut mengalami kemunduran, meskipun diperbolehkan.

“Kalau SMK tentu akan tetap menggunakan K-13, baik perintis maupun nonperintis. Jika sekolah perintis sampai kembali menggunakan KTSP, berarti sekolah itu mengalami kemunduran, karena sudah tiga semester memakai K-13,” kata dia, Jumat.

Belum Tuntas

Susanta optimistis implementasi K-13 untuk jenjang SMK di Solo bakal berjalan dengan baik pada semester genap mendatang meskipun distribusi atau pengadaan buku hingga saat ini belum tuntas.

“Secara sumber daya manusia (SDM) kami sudah siap tetap menggunakan K-13, meskipun terkendala soal buku. Pertemuan MKKS akan digelar dalam waktu dekat, sehingga baru ketahuan, sekolah mana saja yang akan menggunakan K-13 atau KTSP,” tutur Susanta.

Di sisi lain, Ketua MKKS SMP Solo, Hariadi Sugiarso, memilih wait and see kebijakan daerah maupun provinsi.

Jika seluruh SMP di Solo tetap menggunakan K-13, menurut dia, tidak akan menjadi beban guru.

“Pelatihan bagi guru SMP telah dituntaskan seluruhnya. Hanya tinggal penguatan-penguatan. Lewat MKKS sendiri kami juga sering brainwash soal K-13,” jelas dia.

Hariadi menjelaskan apabila kedua kurikulum digunakan tetap sah, lantaran sesuai dengan Permendikbud No.160/2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya