SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Kurikulum 2013 JIBI/Harian Jogja/Antara

Harianjogja.com, JOGJA-SMA N 3 Jogja menggunakan software khusus dalam menyusun rapor siswa berdasarkan ketentuan Kurikulum 2013. Hal itu dilakukan oleh Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Jogja (Padmanaba) dan diungkapkan Agus Santoso, Waka Humas Padmanaba, dihubungi Jumat (19/12/2014).

Software yang dibuat sendiri oleh Padmanaba tersebut, dibuat dengan alasan kerumitan yang muncul dengan proses penilaian yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap relijius dan sosial. Rapor juga masih dalam tahap pencetakan. Yang disayangkan, sambung Agus, masih ada kendala pada proses pencetakan.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

“Sepertinya besok hanya bisa mencetak pada bagian nilai saja, ini masih dalam masa perbaikan-perbaikan,” ujar Agus.

Maksudnya, pihak sekolah baru bisa menyampaikan pada rapor siswa nilai kumulatif, tetapi belum diikuti penyampaian deskriptif pencapaian siswa dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar secara maksimal. Sekalipun data lengkap anak sudah masuk. Namun, pihak sekolah optimis, esok hari (Hari ini, Sabtu 20/12/2014) rapor dapat dibagikan pada pukul 10.00 WIB.

Sedangkan, dihubungi terpisah, Edy Heri Suasana, Kepala Dinas Pendidikan Kota Jogja mengatakan, kerumitan yang dialami sekolah dalam penyusunan dan pembuatan rapor siswa yang menerapkan Kurikulum 2013 adalah suatu bentuk adaptasi.

Karena memang ada proses dan tampilan yang berbeda dalam pembuatan rapor siswa. Sebelumnya, sebut Edy, guru telah mendapat pelatihan dan pendampingan dalam penyusunan serta penulisan rapor siswa.

Menurut Edy, sejumlah keuntungan positif bisa ditemukan dengan bentuk rapor yang berlaku pada Kurikulum 2013. Wali murid menjadi lebih paham dengan persis, apa saja aktivitas anak mereka di sekolah.

Deskripsi yang diberikan guru kepada anak di dalam rapor, membantu anak mengetahui apa saja kemampuan dan bagaimana kapasitas anak di sekolah. Penilaian yang diberikan juga lebih menyeluruh, meliputi penilaian aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

Sementara, sistem rapor pada kurikulum yang dahulu hanya angka, dan tidak dijelaskan anak bisa apa di sekolah, bagaimana aktivitas mereka.

“Misalnya nilai Matematika anak dapat delapan, namun, apa saja kemampuan yang ia miliki? Jangan-jangan delapan hanya angka, tapi anak tidak bisa menghitung atau menjumlah dengan tepat,” terang Edy.

Edy menyebut, tidak semua sekolah melanjutkan aplikasi pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013, berikut 11 sekolah yang kembali menggunakan Kurikulum 2006 pada semester dua Tahun Ajaran 2014/2015 yaitu: SMA Santa Maria, SMK Taman Madya Pawiyatan, SMK Bopkri II, SMP Tumbuh, SMP Bhineka Tunggal Ika, SD Marsudirini 1,2,3 dan 4 serta SD Pangudi Luhur 1 dan 2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya