SOLOPOS.COM - Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Sukarno menjelaskan tentang kurikulum 2013 kepada 65 guru di Aula SDIT Nur Hidayah, Kerten, Laweyan, Solo, Kamis (26/12/2013). Sosialisasi dan pelatihan tersebut untuk persiapan penerapan kurikulum baru. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Menghadapi kurikulum 2013 yang diterapkan secara serentak pada 2014, sejumlah sekolah berinisiatif menggelar sosialisasi secara mandiri. Langkah itu ditempuh lantaran sosialisasi yang dilakukan pemerintah terbilang minim untuk sekolah non-piloting. Padahal tahun ajaran baru segera datang.

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Humas SDIT Nur Hidayah Rahmat Hariyadi mengatakan  pihaknya ingin menyukseskan setiap kebijakan pemerintah khususnya dalam penerapan Kurikulum 2013. Langkahnya dengan menggelar sosialisasi secara intensif sebelum dimulainya tahun ajaran baru. Rahmat mengatakan dalam banyak diskusi dengan sekolah piloting, sejumlah kendala pelaksanaan kurikulum 2013 diketemukan.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

“Padahal ujung tombak pelaksanaan kurikulum pada guru. Kami berharap teman-teman guru menguasai secara aplikatif dan setiap perencanaannya. Pelatihan semacam ini untuk mengantisipasi setiap kendala,” ujarnya, saat ditemui Solopos.com di sela-sela pelatihan terkait kurikulum baru tersebut bagi 65 gurunya, Kamis (24/12/2013).

Ia mengatakan tidak menanti pelatihan dari Disdikpora Solo karena kapan waktunya pun belum jelas. Diungkapkannya dengan pelatihan lebih awal pengambilan kebijakan akan lebih matang sehingga hasil dapat lebih maksimal.

“Disdikpora masih ditunggu belum jelas. kami prasangka positif saja karena kurikulum ini akan digelar serentak tahun depan, jadi kami inisiatif saja. Tetapi kalau dinas nanti mengundang kami tetap welcome. Sekolah kami 80-90 persen positif pakai kurikulum baru,” ujarnya lagi.

Anggaran pos pengembangan sumber daya manusia (SDM),  lanjutnya, digunakan  untuk menunjang persiapan penerapan kurikulum baru tersebut. “Memang dananya sedikit, tetapi dapat digunakan untuk pelatihan SDM dan persiapan perangkat pembelajaran sesuai pendekatan saintifik. Kegiatan ini diikuti 65 guru SDIT NH,” terangnya.

Sebelumnya pihaknya juga mengundang  tutor dari Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Wilayah Jateng untuk sosialisasi. Selain itu mengirimkan peserta dalam pelatihan yang digelar Ikatan Sekolah Dasar Islam (ISDI), dan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). “Sekolah kami sudah menerapkan thematic teaching untuk kelas I dan II sehinggga beririsan dengan kurikulum 2013,” pungkasnya.

Sementara tutor kurikulum 2013 SD dari PGSD FKIP UNS, Sukarno, mengatakan  beberapa hal yang disampaikan sosialisasi ini yakni perlunya perubahan mindset kurikulum lama kepada kurikulum baru, beberapa peraturan dari peraturan pemerintah (PP) hingga Permendikbud yang melandasi kurikulum 2013.

“Poin pada kurikulum 2013 yakni tidak ada ujian nasional, tidak ada tinggal kelas, penilaian rapor narasi pada nilai sikap, dan nilai angka pada aspek kognitif. Penerapan kurikulum ini bertahap, pada 2014 nanti pada kelas I, II, IV, dan V saja. Baru pada 2015 nanti semua kelas dari kelas I-VI,” ungkapnya, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya