SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO-Institut Seni Indonesia (ISI) Solo membuka pendaftaran mahasiswa baru (maru) gelombang II, awal Agustus. Pasalnya, ada tiga program studi (Prodi) yang tidak terpenuhi kuotanya.

Rektor ISI Solo, Prof Dr T Slamet Suparno Skar MS, menjelaskan tahun ini ISI membuka empat Prodi baru. Yaitu S1 Fotografi, S1 Deskomvis, S1 Batik dan D4 Keris dan Senjata Tradisional. Dari ketiga Prodi baru itu, kuota tiga prodi belum terpenuhi. Prodi Fotografi dengan kuota 40 orang, masih kosong lima kursi. Penyebabnya ada lima maru yang sudah dinyatakan diterima, tapi tidak daftar ulang.

Promosi Top! BRI Masuk Daftar 20 Perusahaan Top yang Perlu Diperhatikan Tahun 2024

Prodi Batik dengan kuota 20 orang, hanya ada delapan pendaftar. Prodi Keris dan Senjata Tradisional dengan kuota 20 orang, hanya ada enam pendaftar. “Karena kuota tidak terpenuhi, akan dibuka pendaftaran maru gelombang II. Soal teknis lebih lanjut, baru akan dibahas,” jelasnya saat ditemui wartawan di ruang transit, seusai Upacara Dies Natalis ke-48 ISI Solo di Pendhopo kampus ISI Solo, Senin (16/7/2012).

Tidak terpenuhinya kuota tiga prodi itu, ungkapnya, kemungkinan karena kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat. Selain itu, juga masih ada stigma di sebagian anggota masyarakat bahwa calon pendaftar ISI harus berasal dari sekolah menengah kesenian. Padahal hal itu tidak benar. “Asal mempunyai bakat di bidang yang diminati, pasti diterima,” ujarnya.

Ia juga menerangkan dari semua prodi yang ditawarkan ISI Solo, Prodi televisi menjadi prodi paling diminati. Kuota yang ditetapkan sebanyak 40 orang dan jumlah pendaftar sebanyak 120 orang. Prodi selanjutnya yang diminati yaitu Prodi Seni Karawitan dengan kuota 60 orang dan jumlah pendaftar 100 orang. Di urutan ketiga, Prodi Etnomusikologi dengan kuota 40 orang dan jumlah pendaftar sekitar 40 orang juga.

Sementara itu dalam laporannya saat upacara Dies Natalis, Slamet mengungkapkan berkaitan dengan kompetensi lulusan, ISI tidak hanya memberlakukan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), tapi juga menerapkan pendidikan karakter dalam mata kuliah di setiap Prodi. Materi pendidikan karakter meliputi keimanan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan dan keterampilan.

Saat Dies Natalis kemarin, juga disampaikan orasi ilmiah berjudul Sepenggal Citra Sejengkal Jalan: Ornamen dan Dekorasi Jalan Slamet Riyadi Solo, oleh salah seorang dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Solo, Dr Guntur MHum. Guntur menguraikan Jalan Slamet Riyadi dapat menciptakan citra Kota Solo. Ornamen dan dekorasi kota pada Jalan Slamet Riyadi adalah pembentuk citra Kota Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya