SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (Dok/Bisnis)

Ilustrasi daging sapi (Dok/Bisnis)

Ilustrasi daging sapi (Dok/Bisnis)

Solopos.com, SEMARANG — Stok daging sapi di Jateng menjelang Lebaran mencukupi, sehingga tidak membutuhkan daging sapi impor.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, Edison Ambarura, mengatakan, kenaikan harga daging sapi saat ini masih dalam batas wajar.

”Jadi Jateng tidak memerlukan daging sapi impor, karena stok yang ada mencukupi,” katanya kepada wartawan di Semarang, Rabu (17/7/2013).

Stok ketersedian daging sapi di Jateng saat ini mencapai 10.581 ton, sedang kebutuhan masyarakat sampai menjelang Lebaran diperkirkan 6.094 ton.
Bila sampai daging sapi impor masuk ke Jateng, lanjut Edison, dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan baru, karena merugikan para peternak sapi potong.

”Kami tidak ingin merugikan peternak sapi lokal,” imbuhnya.

Dia menambahkan telah melakukan pengecekan ke bebera pasar untuk memantau harga daging sapi dan komoditas lainnya.

Harga daging sapi di Jateng saat ini berkisar antara Rp75.000 per kg sampai Rp79.000 per kg, sehingga wasih wajar.

”Harga daging sapi sekarang cenderung turun dibandingkan bulan sebelumnya antara Rp79.000 per kg sampai Rp80.000 per kg,” tandas Edison.

Sementara, Gubernur Jateng, Bibit Waluyo mengungkapkan,  stok kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) masyarakat menjelang Lebaran mencukupi.

Untuk itu masyarakat diimbau tidak perlu panik, karena ketersediaan kebutuhan sembako aman dan bisa memenuhi kebutuhan pada Lebaran mendatang.

”Saya sudah mengecek langsung ke bebarapa daerah, stok sembako mencukupi, bahkan ada beberapa komoditas harganya turun, seperti harga telur dan gula pasir,” beber dia.

Gubernur mengungkapkan harga telur di pasar turun dari Rp18.500 per kg menjadi Rp18.000 per kg, demikian gula turun dari Rp11.500 per kg menjadi Rp11.000 per kg.

Menurut Bibit, kalau ada harga sembako yang mengalami kenaikan, masih dalam batas wajar, sebab pedagang jungan mencari keuntungan.

”Pedagang silahkan menaikkan harga untuk mencari kentungan, tapi jangan sampai banyak-banyak,” harap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya