Solopos.com, KAIRO — Pemerintah bentukan militer Mesir yang 3 Juli 2013 lalu melakukan kudeta di Negeri Piramida itu, mulai Jumat (16/8/2013), mengerahkan tentara ke instalasi-instalasi penting di ibu kota negara, Kairo.
Kantor Berita Reuters menyebut langkah penyebaran personel militer itu dilakukan sebagai antisipasi aksi Friday of Anger yang diserukan para pendukung presiden terguling Mohamed Morsi. Aksi protes marah yang dilakukan bakda salat Jumat itu diserukan juru bicara Ikhwanul Muslimin yang pada pemilu lalu mendukung Morsi melalui sayap politik mereka, Partai Kebebasan dan Keadilan.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Ratusan orang tewas dan ribuan orang cedera, Rabu (14/8/2013), ketika polisi bersama tentara menyerang dua kamp protes di Kairo serta kamp-kamp sejenis di pelbagai kota Mesir. Kamp-kamp itu didirikan pengunjuk rasa untuk mengutuk penggulingan yang dilakukan militer terhadap presiden pertama yang dipilih secara bebas dan menuntut pemulihan kekuasaannya.
Kantor berita resmi MENA yang kini berada dalam penguasaan pemerintah bentukan militer menyebutkan puluhan kendaraan lapis baja menutup jalan-jalan di bagian timur-laut Kota Kairo. Lokasi itu sebelumnya menjadi tempat para pemrotes melakukan unjuk rasa guna menuntut pemulihan jabatan Morsi.
Kantor Berita Reuters memberikan kesaksian kendaraan-kendaraan lapis baja militer membawa tentara terlihat di Kairo tengah, tempat pos-pos pemeriksaan dengan pagar kawat berduri didirikan. Nyatanya, foto-foto yang dipublikasikan keluar Mesir oleh Reuters menunjukkan massa pendukung Morsi telah berkumpul kembali di lapangan Ramses. (JIBI/Solopos/Antara/Reuters)