SOLOPOS.COM - Seorang warga Kairo melintas di depan grafiti yang mengkritik kudeta Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, Rabu (24/7/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

Seorang warga Kairo melintas di depan grafiti yang mengkritik kudeta Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, Rabu (24/7/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

Seorang warga Kairo melintas di depan grafiti yang mengkritik kudeta Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, Rabu (24/7/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

Solopos.com, KAIRO — Dukungan pembebasan bagi Presiden terguling Mesir Mohamed Morsi meluas. Setelah diprakarsai Jerman yang didukung Amerika Serikat dan Uni Eropa, Rabu (24/7/2013), giliran Qatar menyerukan permintaan serupa. Hingga kini, presiden hasil pemilu demokratis pertama di Negeri Piramida itu diduga masih ditahanan pihak militer yang melakukan kudeta 3 Juli 2013 lalu.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

“Qatar mengungkapkan keprihatinan atas perkembangan di Mesir, khususnya dengan meningkatnya jumlah korban warga sipil,” ujar seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Qatar seperti dikutip Reuters dari kantor berita pemerintah Qatar, QNA.

Menurut pejabat tersebut, Pemerintah Qatar sangat terkejut terhadap penahanan Morsi yang terus berlangsung. Hal itu dinilai mengancam pencapaian warga setempat yang diperoleh seusai revolusi Mesir pada 25 Januari 2011 lalu. Revolusi itu berhasil menumbangkan kekuasaan Hosni Mubarak.

Pejabat Qatar yang tidak disebutkan namanya itu menyerukan solusi politik yang didasarkan pada dialog nasional untuk menyelesaikan krisis politik di Mesir. “Namun ini tak bisa dicapai tanpa kehadiran salah satu dari pihak-pihak (pro dan kontra pemerintah) dalam dialog tersebut. Apalagi penangkapan simbol-simbol negara masih terus berlangsung,” cetus pejabat Qatar itu.

Sebelumnya, seruan pembebasan Morsi juga disampaikan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pemerintah Amerika Serikat (AS), Jerman dan Uni Eropa. “Saat ini yang terpenting adalah Mesir memulai transisi, memungkinkan transfer kekuasaan ke pemerintahan yang dipimpin sipil dan terpilih secara demokratis,” demikian pernyataaan para Menteri Luar Negeri Uni Eropa.

Pada 3 Juli lalu, militer Mesir mengumumkan penggulingan Morsi dan mengangkat hakim Mahkamah Konstitusi Tertinggi, Adly Mansour, sebagai presiden interim Mesir. Morsi pun ditangkap militer dan ditahan di tempat yang tidak disebutkan. Pihak militer berdalih penahanan itu sebagai langkah pencegahan yang harus dilakukan demi keselamatan Morsi sendiri dan keselamatan bangsa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya