SOLOPOS.COM - Pendukung Morsi bertahan di lapangan depan Masjid Rabiah Al Adawiyah, Kairo utara, Sabtu (27/7/2013).(JIBI/Solopos/Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

Pendukung Morsi bertahan di lapangan depan Masjid Rabiah Al Adawiyah, Kairo utara, Sabtu (27/7/2013).(JIBI/Solopos/Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

Pendukung Morsi bertahan di lapangan depan Masjid Rabiah Al Adawiyah, Kairo utara, Sabtu (27/7/2013).(JIBI/Solopos/Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

Solopos.com, KAIRO — Spekulasi jumlah korban jiwa akibat serangan militer terhadap demonstran pendukung Presiden Mesir terguling Mohamed Mursi, Sabtu (27/7/2013) subuh lalu, sepertinya mendekati realita. Kantor Berita Reuters, Minggu (28/7/2013), menyebutkan 72 orang tewas, sedangkan kantor berita resmi Mesir MENA menyebut 74 orang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebelumnya, jumlah korban tewas itu simpang siur. Kantor Berita Antara yang mengutip AFP mula-mula menyebutkan angka 120 orang tewas dan lebih seribu orang terluka sesuai keterangan juru bicara demonstran. Angka itu selanjutnya sempat surut ke 20-an orang, lalu naik lagi menjadi 40-an. Belakangan Reuters menyebut 72 jiwa manusia melayang akibat peluru militer Mesir yang dibidikkan ke arah demonstran pro Morsi.

Bukan tanpa alasan jika kantor berita menyebutkan angka yang berbeda-beda. Kebebasan pers pascakudeta yang dimotori Menteri Pertahanan yang juga Panglima Angkatan Bersenjata Mesir Jenderal Abdel Fatah Al Sisi, 3 Juli lalu, terberangus. Stasiun televisi yang dianggap mendukung Morsi dilarang siaran, bahkan staf dari afiliasi Al-Jazeera di Mesir ditangkap beberapa saat setelah saluran televisi internasional itu menayangkan pidato Presiden Morsi yang menentang ultimatum militer menjelang kudeta.

Seorang wartawan lokal selanjutnya bahkan berhasil mengabadikan tampang pembunuhnya yang membidikkan moncong senapan sebelum peluru menghapuskan nyawanya dari muka Bumi. Saat itu, dia tengah mengabadikan pembantai demonstran pro Morsi yang menghasilkan catatan tewasnya 51 jiwa warga Mesir, termasuk jiwa wartawan itu.

Pemberangusan atas kebebasan pers itu terasa lebih transparan terlihat dunia kala dua kubu demonstran pro militer dan pro Morsi menggelar demonstran pada hari yang sama, Jumat (26/7/2013) lalu. Seluruh kantor berita dan redaksi media massa yang memantau perkembangan Mesir mengabarkan bahwa semua stasiun televisi di Mesir menayangkan gambar demonstran pro militer sepanjang waktu tanpa sedikit pun menayangkan gambar demonstran pro Morsi.

Tak tanggung-tanggung, militer bahkan mendukung siaran televisi itu dengan mengerahkan helikopter Apache bikinan Amerika Serikat (AS) berputar-putar di atas lapangan Tahror guna mendapatkan rekaman gambar demonstran pendukung mereka dari ketinggian. Lapangan Tahrir adalah sentra demonstrasi penentang Morsi sejak akhir Juni lalu.Rekaman gambar itu lalu disiarkan tanpa logo dengan harapan bisa ditayangkan ulang oleh televisi mancanegara secara gratis ke seluruh dunia.

Pada kenyataannya, media massa mancanegara tetap memberitakan secara berimbang. Kabar tentang masih bertahannya demonstran pro Morsi di 30 titik Kota Kairo dengan lapangan depan Masjid Rabiah Al Adawiyah menyebar dengan berbagai peranti teknologi, termasuk media jejaring sosial yang terinstal pada pesawat telepon pintar.

Belakangan Kantor Berita Antara dengan mengutip kantor berita resmi Mesir, MENA, menyebutkan 74 atau 75 tewas akibat bentrokan yang meletus, Jumat dan berlanjut sampai Sabtu dini hari itu. “Sembilan di Iskandariyah dan 65 di dekat bundaran Rabiah Al-Adawiyah ibu kota Mesir, Kairo,” ungkap MENA yang mengutip seorang pejabat Kementerian Kesehatan.

Ditambahkan pula olehnya, tak kurang dari 748 orang cedera dalam insiden itu. Dengan demikian, simpul Reuters, jumlah korban jiwa yang jatuh setelah Al Sisi menggulingkan Morsi telah mendekati angka 300 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya