SOLOPOS.COM - Prodi PGSD dan PG-PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bersama tim Komunitas Grab mengadakan kegiatan Penguatan Pendidikan Segala Lini (PEPSI). (Istimewa/UKSW).

Solopos.com, SALATIGA – Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bersama tim Komunitas Grab mengadakan kegiatan Penguatan Pendidikan Segala Lini (PEPSI).

Kegiatan yang digelar belum lama ini di Gedung E itu dibuka dengan sambutan Kepala Program Studi (Kaprodi) PGSD Agustina Tyas Asri Hardini, S.Pd., M.Pd. Dalam kesempatan ini, turut hadir Kaprodi PG-PAUD Mozes Kurniawan, S.Pd., M.Pd., Dosen PGSD Gamaliel Septian Airlanda, M.Pd., serta perwakilan Komunitas Grab Firza Hakiki sebagai Business Development Partnership at Grab.

Gamaliel Septian menyatakan jika kegiatan yang menggandeng komunitas driver Grab ini secara tidak langsung berhubungan dengan lini pendidikan di Indonesia. Rata-rata anggota komunitas ini merupakan Ayah atau Ibu yang memiliki anak usia sekolah, sehingga mereka membutuhkan informasi mengenai perkembangan pendidikan.

“Tujuannya untuk pendampingan dan membentuk pola pikir yang tepat dalam mengambil keputusan bagi anaknya,” tuturnya. Dalam pertemuan tersebut diketahui bahwa banyak dari driver memiliki kesulitan tentang cara belajar dan arah belajar anak-anaknya dengan Kurikulum Merdeka yang sedang berkembang sekarang ini. Menurut Gamaliel Septian, kurang mampunya mereka dalam mengikuti perkembangan komponen kurikulum yang membuat komunikasi mereka dengan anak tentang pendidikan menjadi terbatas.

Mewujudkan Pembelajaran Bermakna

Mengusung Merdeka Belajar, prinsip ini perlu didukung dan dikembangkan oleh segala lini. Keterbukaan informasi bagi masyarakat sangatlah dibutuhkan demi terwujudnya pendidikan merdeka yang sesungguhnya. Pemikiran ini yang mendasari tim PGSD dan PG-PAUD di UKSW untuk menginisiasi program penguatan pendidikan bagi komunitas masyarakat di luar sekolah.

Tak lupa Gamaliel Septian turut menambahkan, jika waktu kerja driver Grab membuat mereka jarang membahas perkembangan pendidikan anak mereka. Padahal komponen ini merupakan hal penting yang tidak hanya menjadi kewajiban sekolah melainkan juga orang tua. PGSD dan PG-PAUD UKSW hadir sebagai jembatan untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan ini.

“Karena kunci keberhasilan pendidikan merdeka merupakan kerja gotong royong antara sekolah, orang tua dan siswa,” ungkapnya. Kegiatan ini diakhiri dengan kesepakatan untuk melaksanakan pertemuan rutin yang nantinya akan membantu untuk penyebarluasan kebijakan pendidikan yang menjadi kebutuhan orang tua demi mendampingi anak-anaknya.

Dengan menggandeng komunitas di luar sekolah maka layanan pendidikan akan dirasakan secara holistik. Kegiatan ini fokus pada penguatan peran orang tua dalam mendampingi anak-anak dalam pendidikan, demi mewujudkan pembelajaran yang bermakna sebagaimana yang diimpikan oleh Ki Hajar Dewantara. Pendekatan pembelajaran yang bermakna dapat terwujud jika seluruh komponen masyarakat, termasuk komunitas masyarakat pekerja, turut serta dalam upaya ini.

Rekomendasi
Berita Lainnya