SOLOPOS.COM - ilustrasi (Eni Widiastuti/Espos)

Kualitas guru Solo berdasarkan Uji Kompetisi Guru (UKG) menempati posisi ketiga se-Jawa Tengah.

Solopos.com, SOLO- Nilai rata rata Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015 mendudukan Kota Solo sebagai peraih peringkat ketiga terbaik tingkat Provinsi Jawa Tengah. Hal itu berdasarkan data yang diperoleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo dari panitia UKG pusat beberapa hari lalu.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Sekretaris Disdikpora Solo, Aryo Widyandoko, mengungkapkan nilai rata rata UKG di Jawa Tengah tahun ini adalah 58,93. Berdasarkan data, Kota Magelang menempati peringkat pertama dengan nilai rata rata 62,96. Peringkat kedua Kota Salatiga dengan nilai rata rata 62,90. Sementara Kota Solo meraih nilai rata rata 62,34.

“Ini capaian yang cukup membanggakan. Tapi kami tak boleh berpuas diri,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Kamis (31/12/2015).

Nilai rata rata UKG, terangnya, hanyalah salah satu komponen untuk melihat kualitas guru. Menurutnya ada banyak komponen lain yang turut menjadi parameter kualitas guru. Namun menurutnya nilai UKG Kota Solo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. “Kami bersyukur dengan capaian ini. Sekaligus menjadi bahan evaluasi,” katanya.

Nantinya, kata Aryo, nilai UKG akan menjadi dasar pengambilan kebijakan berikutnya. Para guru yang nilainya di bawah standar, rencananya akan diikutkan pelatihan. Sementara guru yang meraih nilai UKG tinggi, akan dilatih khusus untuk menjadi tutor.

Namun Aryo belum tahu berapa standar nilai UKG yang masuk kriteria tinggi atau di bawah standar. Hingga kini, Disdikpora Solo masih menunggu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan pelatihan pasca UKG.

“Kita lihat dulu juklak kuknisnya seperti apa. Setelah itu baru diputuskan langkah selanjutnya. Bagaimana bentuk pelatihannya juga belum tahu,” katanya.

Menanggapi hasil UKG, aktivis Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta (MPPS), Pardoyo, mengungkapkan hasil UKG tidak bisa menjadi alat utama untuk mengukur kualitas, kompetensi ataupun kinerja guru. Menurutnya, hasil UKG hanya salah satu aspek saja untuk mengetahui kompetensi guru. Pardoyo berpendapat, UKG adalah kegiatan yang sifatnya formal untuk menilai guru. Hal itu tidak bisa digunakan untuk menilai guru secara tepat.

Jika kinerja guru akan dinilai lebih komprehensif, Pardoyo menyarankan agar penilaian melibatkan siswa dan orang tua siswa yang diwakili oleh komite sekolah. “Keterlibatan siswa sangat penting karena selama ini siswa yang berinteraksi langsung dengan guru. Jadi dia lebih objektif,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya