SOLOPOS.COM - Foto udara kebakaran lahan di kawasan Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Selasa (20/10/2015). Berdasar pantauan satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menemukan 654 titik panas berada di Sumatra Selatan. (JIBI/Solopos/Antara/Nova Wahyudi)

KTT Perubahan Iklim di Paris menjadi penting bagi Indonesia yang telah kehilangan banyak lahan gambut dan hutan tahun ini.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar pertumbuhan ekonomi yang terus dikejar Indonesia harus memperhatikan lingkungan hidup secara berimbang.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan pembangunan yang dilakukan Indonesia harus tetap memperhatikan faktor lingkungan, sehingga tetap dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat di dalam negeri. “Presiden mengingatkan jangan sampai pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi lingkungan ditinggalkan,” katanya di Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Ari menuturkan pemerintah mendapat banyak kesepakatan kerja sama terkait pengelolaan lingkungan dari Conference of Parties (COP) ke-21 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Paris Prancis. Menurutnya, pemerintah akan menindaklanjuti sejumlah kesepakatan yang telah diambil bersama beberapa negara.

Pasalnya, selain mengikuti COP ke-21, Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin negara di sela-sela acara tersebut. “Dari pembicaraan bilateral akan banyak membantu menangani lingkungan, energi baru dan terbarukan, restorasi lahan gambut, upaya menghijaukan hutan kembali, serta konservasi di hutan lindung,” ujarnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, sebelumnya mengatakan negara maju harus memberikan teknologi pengelolaan lingkungan kepada negara berkembang. Pasalnya, negara berkembang harus melakukan pembangunan, agar dapat meningkatkan perekonomiannya.

“Penting sekali untuk menegaskan bahwa negara maju jangan hanya bicara, karena mereka sudah menghabiskan sumber dayanya ratusan tahun. Sekarang, negara berjembang ingin memanfaatkan sumber dayanya terus dipersoalkan,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/11/2015).

Siti menuturkan dukungan teknologi sangat diperlukan oleh negara berkembang agar tetap dapat melakukan pembangunan tanpa merusak lingkungan. Sementara itu, peningkatan kapasitas kelembagaan diperlukan agar pengelolaan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik di masing-masing daerah.

Dia mencontohkan Indonesia saat ini membutuhkan teknologi untuk membangun jalan tanpa harus merusak ekosistem taman nasional yang dilaluinya. Pembangunan jalan tersebut harus dilakukan agar dapat meningkatkan konektivitas antar-daerah sehingga menggerakkan perekonomian daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya