SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat malam penganugerahan Bawaslu Award 2016 di Jakarta, Senin (29/2/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

KTT OKI yang digelar di Istanbul, Turki dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia menyatakan siap berkontribusi memberi perspektif berbeda untuk menjawab tantangan perpecahan dunia Islam, termasuk memperjuangkan kebebasan Palestina.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja sama Islam (KTT OKI) di Istambul, Turki, Jumat(15/4/2015) waktu setempat.

“Sebagai negara dengan populasi Islam terbesar, Indonesia dapat memberikan perspektif berbeda untuk menjawab tantangan Dunia Islam,”ungkapnya dalam pidato.

Kalla mengaku pemerintah Indonesia siap berkontribusi dengan berbagi pengalaman dan memberikan pendekatan out of the box dalam membela Palestina.

Menurut dia, kemerdekaan Palestina adalah esensi dari berdirinya OKI. Untuk itu, negara-negara anggota diimbau tak membiarkan fokus teralihkan dan tetap bersatu dalam mencari solusi bagi Palestina.

Selama ini, dia menganggap negara-negara Islam telah membiarkan politik dan ego sektarian mempengaruhi perdamaian dunia Islam. Padahal Allah SWT sendiri telah mengingatkan untuk saling menolong, bukan saling menganiaya.

“Sebagai bangsa kita memang berbeda. Beda budaya, beda bahasa, beda sistem pemerintahan dan beda cara melaksanakan agama Islam,”tuturnya.

Pemerintah Indonesia juga mengajak negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam untuk mencari akar permasalahan dan solusi jangka panjang demi perdamaian dunia Islam.

“Mari bekerja sama untuk menghentikan penderitaan saudara-saudara muslim dengan mencari solusi konflik, perang, terorisme, dan kekerasan. Itulah satu-satunya jalan ke depan,”ujarnya.

OKI yang memiliki 57 negara anggota diklaim sebagai organisasi kedua terbesar setelah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Sayangnya, dunia Islam yang terperangkap oleh konflik, kemiskinan dan bencana kemanusiaan belum sesuai harapan.

Kalla menilai perdamaian dan keamanan, kurangnya pembangunan ekonomi, serta bencana kemanusiaan menjadi tantangan terbesar dunia Islam.

“Dunia Islam semakin terpecah belah, persatuan semakin jauh dari kenyataan,”tuturnya.

Seperti yang telah terjadi, lanjutnya, peluru dan bom menghujani umat Islam tak berdosa di negara-negara OKI seperti Afghanistan, Irak, Syria dan Yaman.

Dalam sejarah, tidak pernah satu negara diserang oleh begitu banyak negara, termasuk oleh negara OKI. Menurut dia, semua pengalaman radikalisme dan terorisme merupakan hasil dari negara gagal.

“Kenapa negara gagal terjadi? Akibat kegagalan internal dan penghancuran oleh negara-negara besar,”tegasnya.

Seluruh pihak harus mencari jawaban terkait pihak yang bertanggung jawab sebagai cara menghadapi situasi perpecahan. Kalla juga menyayangkan melihat fakta bahwa dunia Islam sepertinya tak berdaya melihat situasi tersebut.

“Kenyataan yang menyedihkan, kita sebagai Dunia Islam telah gagal. OKI telah gagal mempersatukan anggotanya,”ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya