KRISIS SURIAH:China Dukung Transisi Politik

BEIJING –China akhirnya menyatakan dukungannya terhadap sebuah “transisi politik” di Suriah untuk mengakhiri pertumpahan darah yang memburuk setelah 18 bulan kerusuhan.

Dukungan itu disampaikan Menlu China, Yang Jiechi, Rabu (5/9/2012),

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

mengatakan, dalam konferensi pers di Beijing setelah melakukan pembicaraan dengan Menlu Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton. Namun Yang tidak memberikan rincian tentang apa yang dimaksud dengan transisi di Suriah, tempat pemerintah Presiden Bashar al-Assad menghadapi aksi protes yang berkembang menjadi pemberontakan bersenjata.

“Kami mendukung masa transisi politik di Suriah. Tapi kami juga percaya, setiap solusi harus datang dari rakyat Suriah dan mencerminkan keinginan mereka. Tidak boleh dipaksakan dari luar,” tutur Yang.

Berlawanan dengan pernyataan utusan perdamaian PBB untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, yang menggambarkan misi perdamaiannya di sana “hampir tidak mungkin”, Yang menyampaikan pesan yang lebih optimistis. “Saya mengatakan melalui telepon (pada Brahimi),China mendukung penuh upaya mediasi yang diupayakannya dan berharap semua pihak juga mendukungnya, sehingga dapat menjadi solusi damai yang tepat dengan situasi Suriah,” kata Yang.

“China tidak mendukung pihak mana pun. Kami pun berharap anggota masyarakat internasonal membawa pengaruh positif dan konstruktif di Suriah sehingga dapat menjadi awal dialog dan transisi politik,” katanya.

Pemerintah Barat, termasuk AS, telah berusaha mendapatkan dukungan dariChinadan Rusia dalam upaya menyelesaikan krisis Suriah. Majelis Umum PBB bulan lalu sangat menyetujui resolusi tidak mengikat yang menyatakan “keprihatinan mendalam” terhadap eskalasi kekerasan di Suriah dan mengutuk Dewan Keamanan PBB yang gagal mengambil tindakan tegas.